Selasa, 26 April 2011

~* Lantunan Cinta *~

“Yang pakai jilbab biru itu lho, Sam, namanya Annisa. Cantik kan?” kata Mbak Sarah, kakak kandungku.
Aku celingukkan mencari wanita yang ditunjuk sama Mbak Sarah ditengah kerumunan puluhan keluarga yang datang untuk syukuran Aqiqah keponakanku. Gadis cantik berjilbab biru sedang asyik mengobrol dengan seorang wanita paruh baya.
“Cantik sih mba, tapi…” aku tertahan untuk mengatakannya.
“Tapi apa?”
“Entahlah mbak, nggak ada perasaan apapun waktu melihatnya. Aku pengennya waktu melihat pertama kali langsung  bisa buat dadaku “serr..” gitu lho mbak.”
“Aahh..kamu kan belum mengenal dia, Sam,” Mbak Sarah nggak mau kalah.
Aku hanya menganggkat bahu,  aku tak bisa memaksakan perasaanku yang tidak cocok ketika melihatnya.
Aku memang sedang mencari jodoh, sudah empat orang wanita yang Mbak Sarah kenalkan padaku tak ada yang aku minati satu orang pun. Aku hanya mencari wanita berjilbab dan mampu menggetarkan hatiku. Kenapa susah sekali yaa?

***
Sujud malamku penuh doa..Ku lantunkan mesra dalam sajadahMu..Sebut namaMu di atas cinta..Istikharah cinta dalam alunan syahdu..Berikanku satu nama PecintaMu
Deg!!
Aku terbangun dengan keringat yang membanjir, gadis itu…siapa dia? Mengapa dia ada didalam mimpiku. Ini kah pertanda istikharahku. Wajah cantik yang bersinar dengan jilbab merah muda, masih terekam jelas dalam benakku.

“Aku mau mengenalkanmu dengan seorang gadis, Sam,” kata Mbak Sarah disebrang telpon.
“Malas mbak!”
“Ayolah Sam, sekali ini lagi.”
“Nggak mau mbak, lagian aku mau ke kantor pusat.”
Segera aku menutup telpon dan langsung meluncur ke kantor pusat.

***
“Mba, kamu mau menikah denganku?” aku tergesa-gesa memintanya. Entah apa yang memburuku. Seorang gadis yang mirip di mimpiku, sedang duduk dihadapanku, mungkin inilah berkah yang aku dapatkan dari kantor ini.

“Jangan gila. Aku nggak kenal sama kamu, aku sudah punya tunangan!” katanya.
Aku terkejut. Kenapa aku langsung ‘tembak’ aja yaa, nggak tanya-tanya dulu. Mukaku langsung memerah, malu terasa mengalir keseluruh tubuhku. Aku langsung kabur.

***
“Ini orangnya Sam, yang ingin aku kenalkan padamu dan ini keluarganya.”
Aku tersenyum, dia hanya menatapku sekilas. Mbak Sarah langsung mengeluarkan jurus promosinya padaku. Tapi dia tetap tak menggoda hatiku.
Aku langsung mengikuti Mbak Sarah menuju dapur, aku hanya menggeleng-gelengkan kepala, menandakan aku tidak cocok dengannya.
“Coba di istikharahkan dulu Sam, sekali ini saja,” Mbak Sarah memaksa
“ Yaa sudahlah Mba.”
Tapi aku tetap tak menemukan hasilnya setelah istikharah, aku menolaknya.

***
“Bagaimana kalau kamu sama kakak perempuanku saja, Samsul?” kata sahabatku Arul.
“Bolehlah aku coba dulu,”meski tak lagi bersemangat.
Kami langsung menuju rumah Arul, hanya diam yang menemani kami dalam perjalanan.
“Assalamu’alaikum..”kata Arul.
“Wa’alaikumsalam..” jawab seorang wanita dari dalam rumah.
Deg!!

Seorang gadis berjilbab merah jambu persis dalam mimpiku, membukakan pintu.
“Kamu..”kataku.
“Kamu..”katanya sama terkejutnya.
“Kalian sudah saling kenal?” kata Arul
“Bukannya kakakmu sudah bertunangan,Rul?”
“Kamu kok tahu Sam? Dia baru ditinggal selingkuh tunangannya.”
Aku mengangguk tanda mengerti, lalu aku ceritakan pertemuan kami di kantor pusat. Ketika dia menolakku karna sudah bertunangan.

Tapi kini, di atas sajadah. Aku lantunkan cinta pada Sang Maha Pecinta, berjamaah bersama seorang gadis berjilbab merah jambu yang ada dalam mimpiku, yang kini aku sebut sebagai “Istri”.

1 komentar:

  1. Kalo udah jodoh tak kan lari kemana. Tak perlu dikejar akan datang sendiri. Jodoh dah tercatat di lauh mahfudz ga perlu kawatir jika belum datang.
    Yang terpenting perbaiki diri tuk dapat yang terbaik.
    Love is Verb, kata Stephen Covey? Cinta itu kata kerja aktif yang bisa diupayakan. Yang penting standar minimal sebagai seorang calon suami (dan istri) terpenuhi. Bukankah jika dia beriman dan berakhlaq baik, maka itulah modal utamanya?

    BalasHapus