Rabu, 30 November 2011

~* Kisah Sayidina Umar ra *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~

Umar bin Abdul Aziz hidup dalam kemewahan dan kemegahan hidup bersama istrinya yang memiliki ayah seorang khalifah. Setiap hari Umar mengenakan jubah terindah dan pakaian terbaiknya dengan wewangian mahal hingga meninggalkan aroma harum di setiap jalan yang telah ia lalui. Berjam-jam ia menata rambutnya sampai-sampai terlambat shalat berjamaah. Apa pun yang ia mau dengan mudahnya ia dapatkan.

Hal ini sangat berkebalikan ketika ia terpilih menjadi khalifah meneruskan amanah sang mertua. Kehidupannya berubah seratus persen. Kemewahan yang begitu didambakan setiap orang, ia tinggalkan begitu saja. Sungguh tindakan yang sangat langka karena umumnya setiap orang mencari jabatan agar dapat hidup mewah dan bergelimang harta.

Keputusan ini ia sampaikan kepada istri tercintanya, Fatimah binti Abdul Malik. Bagaimanapun juga, kehidupan barunya akan melibatkan kehidupan istrinya yang lama dibuai kemewahan.

Umar berkata kepadanya, "Wahai Fatimah, masalah besar telah menimpaku. Aku diberi beban yang paling berat dan aku akan dimintai pertangungjawaban tentang manusia yang paling jauh serta yang paling dekat dari umat Muhammad saw.

Tugas ini akan menyita seluruh keberadaanku, hingga tidak ada waktu bagiku untuk memenuhi seluruh hakmu atas diriku. Tidak ada lagi hasrat bagiku kepada wanita, tetapi aku tidak ingin menceraikanmu. Aku tidak menginginkan seorang pun di dunia ini selain dirimu.

Meskipun demikian, aku tidak ingin menzalimi dirimu. Aku khawatir kamu tidak sabar atas cara hidup yang kupilih. Oleh karena itu, aku akan mengantarkanmu ke rumah ayahmu."

Sang istri terpana mendengar penjelasan suaminya yang begitu mendadak. Kemudian ia bertanya untuk meminta penjelasan lebih dari suaminya, "Sebenarnya apa maksudmu?"

Dengan sabar Umar menjelaskan kembali, "Sesungguhnya harta yang kita miliki serta yang dimiliki oleh saudara-saudara dan kerabatmu ini berasal dari harta kaum muslimin. Aku bertekad akan mengambilnya dan mengembalikannya kepada mereka. Aku akan memulai dari diriku. Aku tidak akan menyisakan untukku, kecuali sebidang tanah yang kubeli dari uang hasil jerih payahku. Aku akan hidup dengan harta tersebut. Jika engkau tidak sabar pada kesempitan hidup setelah lapangnya, kau boleh kembali kepada ayahmu."

Tak habis pikir dengan keputusan suaminya, Fatimah kembali bertanya, "Apa yang mendorongmu untuk berbuat seperti itu?"

Umar menjawab, "Wahai Fatimah, sesungguhnya aku memiliki jiwa ambisius dan aku tidak mendapatkan sesuatu, kecuali menginginkan yang lebih baik darinya. Aku menginginkan jabatan, lantas mendapatkannya. Ketika aku mendapatkannya, muncul keinginan untuk menguasai khalifah dan ketika aku telah mendapatkannya, aku menginginkan yang lebih baik darinya, yaitu surga."

Sang istri menanggapi keinginan suaminya, "Wahai suamiku, lakukanlah apa saja yang menurutmu baik, saya akan senantiasa bersamamu. Saya tidak akan menyertaimu dalam keadaan senang, lalu meninggalkanmu dalam keadaan susah. Saya rida dengan apa yang kauridai."

Setelah mendapat persetujuan dari sang istri, ia pun memulai tugasnya dengan meninggalkan istana megahnya. Seluruh harta yang ia dapat dari Baitul Mal dikembalikan. Bersama istrinya, ia menempati gubuk kecil di sebelah kiri masjid. Pakaian, tempat tinggal, makanan, dan minuman benar-benar sangat sederhana, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Kini hanya sebuah permata yang tertinggal sebagai harta satu-satunya Fatimah. Permata kesayangannya, pemberian dari ayah tercinta. Mengetahui hal tersebut, Umar berkata dengan lembut kepada istrinya, "Wahai Fatimah, engkau mengetahui bahwa permata itu diperoleh ayahmu dari harta kaum muslimin dan menghadiahkannya kepadamu. Sesungguhnya aku tidak suka permata itu ada di rumahku. Karena itu, engkau boleh memilih: permatamu atau aku?"

Apa jawaban sang istri? Jika ia memilih permata, seumur hidupnya akan selalu bergelimang harta. Akan tetapi, jika ia memilih suaminya, kehidupan apa adanya yang jauh dari kekayaan duniawi harus ia jalani.

Sang istri telah mantap dengan pilihannya. la pun berkata, "Demi Allah, tentu aku lebih memilihmu, wahai suamiku, daripada permata ini. Bahkan, jika aku memiliki permata yang berlipat-lipat jumlahnya, akan aku serahkan semuanya karena kau lebih berharga dari semua itu."

Sang istri pun mengembalikan permata kesayangannya ke Baitul Mal.
Kini, kedua suami istri mulia tersebut hidup seadanya. Tidak ada pakaian mewah dan indah, melainkan pakaian usang dan penuh tambalan yang melekat pada tubuh mereka. Tidak ada pula istana, melainkan rumah kecil dengan dinding yang rapuh.

Suatu ketika seorang wanita Mesir datang ke rumah mereka. Fatimah menemuinya yang tampak kebingungan di depan pintu rumahnya. Ia pun segera menyapa wanita asing tersebut, "Wahai hamba Allah, adakah yang bisa aku bantu?"

Wanita itu berkata, "Aku datang dari Mesir untuk menemui Amirul Mukminin. Orang-orang menunjuk alamat ini, tetapi di sini aku tidak menemukan istananya."

Fatimah tersenyum lebar dan segera menyambut tamu jauhnya, "Kau benar, ini rumahnya, silakan masuk!"

Alangkah terkejutnya wanita itu mengetahui yang berbicara di hadapannya adalah istri seorang Amirul Mukminin. Pakaiannya lusuh, tidak berdandan, tanpa gelang dan perhiasan. Siapa yang menyangka bahwa ia adalah istri petinggi wilayah ini.

Wanita itu dengan perasaan heran dan bingung masuk ke dalam rumah. la duduk di atas lantai di temani istri Amirul Mukminin yang terhormat. Namun, sang tamu kembali kaget melihat di dalam rumah tersebut ada seorang laki-laki dengan tangan penuh tanah dan berpakaian kotor yang sedang memperbaiki dinding rumah.

Disangkanya lelaki itu adalah tukang batu. Wanita itu pun menegur Fatimah, "Wahai istri Amirul Mukminin. Mengapa kau memasukkan lelaki ke dalam rumahmu di saat suamimu tidak ada di rumah?"

Fatimah kembali tersenyum, "Dialah suamiku, Amirul Mukminin yang kaucari."

Sulit untuk dipercaya ketika sang tamu mengetahui kehidupan keluarga Amirul Mukminin yang sangat jauh dari bayangannya. Bukankah petinggi negara diberi fasilitas dari Baitul Mal? Namun, di hadapannya, tidak ada kemewahan, kesombongan, dan jarak antara mereka dan rakyatnya.

Mereka menjauhi kemewahan duniawi agar jiwanya makin kuat dan terhindar dari fitnah-fitnah dunia. Itulah rumah tangga penuh keimanan yang dihuni oleh pasangan yang menyinari dunia dan menembus cakrawala.

Siapa yang tujuannya adalah akhirat, Allah akan menjadikan rasa cukup dalam hatinya, menyatukan kembali apa yang terpisah darinya, dan dunia akan selalu datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Dan siapa yang menjadikan dunia sebaga; tujuannya, Allah akan menjadikan kefakiran selalu membayang-bayanginya, memisahkan yang bersatu dengannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya, kecuali yang kotor baginya. (Al-Hadis)

By     : fakhri Akhzam.
Date  : 30 Nop 2011
Time  : 14 : 15 Wita


Senin, 14 November 2011

*~ Cinta, Meluluhkan Sebagian Akalku *~

~* Bismillahirrahmanirrahim *~


Seorang ahli ibadah bernama Umar, sedang asyik dengan kkhusyuannya membaca setiap ayat Al Quran dengan lantunan sangat indah. Tiba-tiba datanglah seorang wanita cantik duduk di depannya dengan pakaian seadanya tak menutupi auratnya. Dengan sangat terkejut umar lalu beristighfar dan langsung menundukkan pandangannya.
”Saudariku,apa yang kau lakukan disini,tolong keluarlah atau fitnah akan mengguncang kita,” kata umar bergetar.

“Aku tergoda olehmu, aku mencintaimu, aku ingin bermesraan denganmu,apakah kau tak menyukaiku?,” wanita itu mencoba merayu.
”Pergilah, syetan telah merusak jiwamu,” dengan penuh ketegasan umar mengusirnya.
” Tidak wahai umar, aku rusak karna cintamu, aku buta karna cintamu, lihatlah aku yang begitu mencintaimu, menginginkanmu ada dipelukanmu,” wanita itu terus menggodanya.
” Baik, aku ingin bertanya padamu saudariku. Jika engkau membenarkan perkataanku,maka aku mau melakukan apapun yang kau minta,”kata umar
”Jangan tanya lagi, aku pasti akan membenarkan semuanya,”kata wanita itu senang.


”Jika malaikat maut datang menemui dan akan mencabut nyawamu,  apakah kau mau jika peristiwa itu datang saat aku sedang memuaskan nafsumu?” umar mulai bertanya.
” Demi Allah,tentu saja tidak!!” Wanita itu terkejut mendengar pertanyaan umar.
“Jika kau masuk ke dalam kubur lantas di dudukkan dan ditanya oleh malaikat tentang perbuatanmu, apakah kau senang jika aku memuaskan nafsumu??” umar terus bertanya.
” Demi Allah,tentu saja tidak !!”wanita itu mulai menangis
” Jika manusia diberikan buku amalnya di hari kiamat, sedangkan kau tak tau akan menerima dengan tangan kanan atau tangan kirimu, apakah kau suka jika aku memuaskan nafsumu??”
” Demi Allah,tentu saja tidak !!” kata wanita itu tertunduk
” Jika kau melewati jembatan Shirathal Mustaqim padahal kau belum tau apakah selamat atau tidak, apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu??”
” Demi Allah,tentu saja tidak!! cukup wahai umar! ”wanita itu terus menangis.
” Jika kau datang pada timbangan amal, padahal kau belum tahu timbanganmu berat atau ringan,apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu?”
” Demi Allah, tentu saja tidak !!”
” Jika engkau berdiri dihadapan Allah untuk ditanya dann dimintai pertanggung jawaban.apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu??”
“ Demi Allah,tentu saja tidak!!” wanita itu menangis tak tertahan lagi.
” Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya Allah telah memberimu nikmat kecantikan, tak sepatutnya kau menampakkan kecantikan dan auratmu.” kata umar menenagkan.
” Wahai umar, maafkan lah aku, aku begitu mncintaimu, aku selalu terkagum-kagum dengan ibadahmu, sedangkan aku tak mampu meraihmu, hanya bisa melihatmu dari jauh,” kata wanita itu mencoba menghapus air matanya yang terus mengalir.
”Baiklah,kala engkau mau berubah akan ku bimbing engkau, aku akan menikahimu sekarang juga”
Bergetar umar mengatakan itu, umar ingin beribadah denganya. Tak mungkin dipungkiri,telah bergetar hati umar dibuatnya.
”Benarkah umar?” terkejut wanita itu mendengar perkataannya.
”Bawa walimu kemari, aku akan menyiapkan mahar dan saksinya,” masih dengan tertunduk malu,umar tersenyum.
”Terimakasih umar,aku akan segera membawa waliku kemari.”
Tangis wanita itu berubah menjadi tangis kebahagiaan. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan berubah mengikuti calon suaminya umar.
Pernikahan itu akhirnya terjadi,wanita itu menunggu di rumahnya. Dirinya tak percaya melihat sosok yang ada di cermin di hadapannya, kini wanita yang tadi pagi ingin memuaskan hasratnya pada Umar telah membalut dirinya dengan jilbab. Senyum merekah menghiasai bibir merahnya.
Pamannya telah menjemput untuk mengantarkannya pada Umar, suaminya.. Paman wanita itu terkejut melihat penampilan wanita yang ada di hadapannya sekarang berubah.
”Apa yang membuatmu berubah seperti ini anakku?beruntung sekali Umar mendapatkanmu.” Pamanya bertanya heran
”Tidak paman,aku yang beruntung mendapatkannya,” wanita itu tersenyum senang.
Sampailah wanita itu di rumah Umar,dengan malu-malu Umar menyambutnya. Kini mereka menggenggam erat satu sama lain dalam kehalalan untuk beribadah padaNya.
(Yang di cetak tebal di atas saya ambil dari buku “Taman Para Pecinta” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah)
***
Akhi, seandainya kamu adalah pemeran utama dari kisah di atas, apa yang akan kamu lakukan??
Mampukah kamu seteguh Umar? Mampukah kamu keluar dari Nafsu yang membelenggu ketika akal sudah dikuasai nafsu? Atau ikut kata pepatah “Mana ada kucing nolak kalau diberi ikan, meskipun itu hanya tulangnya saja”…Masyaallah…Renungkanlah Saudaraku!

Ukhti, seandainya kamu adalah pemeran utama dari kisah di atas, akal dan hatimu sudah dibutakan oleh cinta yang berbalut nafsu, akankah kamu mampu lepas dari belenggunya walaupun kamu katakan atas nama cinta? Kamu hilangkan kehormatanmu demi cinta yang tak halal? Kamu pupuskan harga dirimu demi cinta yang bernoda? Atau kamu hanya ingin ikuti kata” Demi cinta, akan ku korbankan apa saja demi dirimu kasih”, padahal belum tentu kekasih yang kamu banggakan, mau berkorban untukmu setelah kehormatan dan harga dirimu terenggut.. Masyaallah…Renungkanlah Saudariku!
Pikirkanlah ketika engkau hendak berbuat kemaksiatan, Allah selalu melihatmu. Pangkal segala maksiat,kelalaian dan syahwat adalah Mengumbar Nafsu. Sedangkan pangkal dari ketaatan adalah Dikekangnya nafsu.
Wallahu a’lam bish shawwab.

By     : Fakhri Akhzam
Date  : 14 / 11 / 2011
Time  : 16 : 45 Wita

Jumat, 11 November 2011

~* Kisah Seorang Pelacur Cantik Jelita *~


~* Bismillahirrahmanirahhim *~
Al-Hasan meriwayatkan, bahwa dahulu ada seorang pelacur yang sangat cantik jelita. Dia tidak mau melayani orang yang datang kecuali jika dibayar sebanyak seratus dinar.

Secara kebetulan pada suatu hari ada seorang ahli ibadah yang melihat wajah pelacur cantik itu sehingga membuat ahli ibadah itu tertarik dan jatuh cinta kepadanya. Karena lelaki ahli ibadah itu mengetahui, bahwa untuk dapat dilayani oleh pelacur cantik itu orang harus memberinya uang sebanyak seratus dinar, maka lelaki ahli ibadah itu akhirnya pergi mencari pekerjaan untuk mengumpulkan uang sebanyak itu.

Setelah uang sebanyak seratus dinar itu dapat dikumpulkan, dia pun pergi menemui pelacur cantik itu serta berkata kepadanya: “Kecantikanmu telah membutakan aku benar-benar tergoda, oleh karena itu, aku telah berusaha sedaya upayaku untuk mendapatkan uang seratus dinar sebagaimana yang engkau kehendaki itu.”

Wanita pelacur itu berkata: “Silakan masuk ke rumahku.”

Dengan tidak berfikir panjang, ahli ibadah itu langsung masuk ke rumahnya. Di dalam rumah pelacur yang cantik jelita itu ada tersedia sebuah tempat tidur yang dibuat dari emas. Pelacur itu lalu duduk di atas tempat tidurnya dan berkata: “Marilah segera mendekatiku.”

Ketika lelaki ahli ibadah itu bermaksud untuk memuaskan nafsunya, pada waktu itu juga tiba-tiba ia ingat kepada Allah sehingga menggigil seluruh tubuhnya. Kepada wanita pelacur tersebut lelaki ahli ibadah itu berkata: “Biarlah aku pergi saja meninggalkan kamu dan uang yang jumlahnya seratus dinar itu ambillah olehmu!”

Wanita pelacur itu kembali bertanya: “Apakah sebenarnya yang terjadi atas dirimu, bukankah kamu telah tergila-gila kepadaku sehingga kamu membanting tulang dan mengeluarkan peluh untuk mendapatkan uang sebanyak seratus dinar? Pada saat ini kamu telah mendapatkan apa yang kamu inginkan itu, akan tetapi mengapa kamu akan meninggalkan aku?”

Lelaki ahli ibadah itu berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT dan juga atas kedudukanku selama ini di sisi-Nya. Berkemungkinan karena aku akan pergi meninggalkan kamu, kamu merasa benci kepadaku, ketahuilah olehmu, sesungguhnya aku juga sangat membenci kamu karena Allah.

Wanita pelacur itu berkata: “Jika yang kamu katakan itu benar, aku tidak akan bersuami kepada orang lain melainkan kamu.”

Lelaki ahli ibadah itu berkata: “Biarlah aku keluar!”

Wanita pelacur itu menjawab: “Tidak, kecuali bila kamu mau menjadi suamiku.”

“Tidak, biarlah aku keluar dari rumahmu ini!” kata lelaki itu.

Wanita itu kembali bertanya: “Apakah yang membuatmu merasa keberatan bila aku memohon kepadamu supaya engkau mau menikahi aku?”

Lelaki itu menjawab: “Untuk menjadi isteriku boleh saja, akan tetapi aku harus pergi meninggalkan tempat ini kembali ke tempat biasanya aku melakukan ibadah.”

Selepas berkata demikian, lelaki ahli ibadah itu langsung pergi meninggalkan rumah pelacur tersebut. Begitu juga dengan wanita pelacur itu ia ikut serta keluar dari daerahnya untuk bertaubat kepada Allah dan menyesali segala perbuatan yang telah dilakukannya. Wanita pelacur itu terus berjalan, hingga akhirnya ia sampai ke tempat asal lelaki ahli ibadah tersebut.

Kepada ahli ibadah tersebut seseorang datang menemuinya dan berkata: “Sesungguhnya permaisurimu telah datang kepadamu.”

Ketika ahli ibadah melihat kedatangan wanita itu, ia terkejut dan langsung terjatuh dalam pelukan wanita pelacur yang cantik jelita itu. Pada waktu itu juga lelaki ahli ibadah tersebut menghembuskan nafasnya yang terakhir. Melihat keadaan demikian, kepada orang yang hadir wanita pelacur yang telah bertaubat itu bertanya? “Apakah lelaki idamanku yang telah meninggalkanku buat selama-lamanya ini ada mempunyai saudara?”

Orang yang hadir pada waktu itu menjawab: “Ia ada mempunyai seorang saudara lelaki, akan tetapi saudara lelakinya itu hidup dalam keadaan kemiskinan.”

“Jika memang demikian, aku akan menikah dengannya sebagai ganti dari lelaki yang aku cintai ini,” kata wanita itu.

Akhirnya wanita tersebut menikah dengan saudara lelaki ahli ibadah itu dan dari hasil pernikahan tersebut, Allah SWT mengaruniakan kepada mereka sebanyak tujuh orang anak yang kemudian ketujuh orang anak tersebut menjadi Manusia soleh semuanya.

Disunting dari http://www.darulnuman.com/mkisah/kisah008.html

Kisah tersebut menunjukkan bahwa betapa Tuhan Maha Pengampun, betapapun besarnya dosa hambanya, jika dia mau sungguh bertobat, pasti nya Tuhan akan mengampuni dosa kita.
 Allahua'llam Bishowab.

By      : Fakhri Akhzam
Date   : 11 / 11 / 2011
Time   : 15 : 20 Wita


~* Harga Seorang Perempuan *~


 ~* Bismillahirrahmanirrahhim *~

PeKa Online-Kairo, Mesir,
Dari jauh terlihat seorang pemuda tertatih-tatih. Tampak keletihan diwajahnya menunjukkan jauhnya perjalanan yang ia tempuh. Kini, sampailah ia di Madyan, di tepi sebuah sumber air jernih.
Diperhatikannya ramai orang-orang sedang memberi minum ternak mereka. Tak jauh dari tempat itu dilihatnya dua orang perempuan sedang menahan ternak mereka. Dengan hati-hati ia dekati mereka berdua seraya bertanya: "Apa yang kalian perbuat di sini". Mereka pun menjawab: "Kami baru bisa memberi minum ternak kami setelah para penggembala itu pergi, sedang bapak kami adalah seorang yang lanjut usia".

Tanpa menunggu permintaan, naluri kemanusiaan pemuda ini mendorongnya untuk segera menolong keduanya. Setelah itu tanpa menunggu ucapan terima kasih atau sekedar berbasa basi segera ia menyingkir menjauhi mereka dan menyandarkan punggungnya di bawah sebuah pohon seraya mengeluhkan keletihan dan kesulitan hidup kepada Tuhannya.
Tak berapa lama kemudian ia didatangi oleh salahsatu dari dua perempuan tadi. Dengan malu-malu ia berkata: "Sesungguhnya bapakku mengundangmu sebagai balas budi atas pertolonganmu terhadap kami". Kemudian ia pun berjalan mengikuti keduanya.
Namun siang itu angin sedang 'bertingkah'. Akibat ulah angin tersebut sang pemuda itu beberapa kali agak salah tingkah berjalan di belakang kedua perempuan tersebut. Segera ia berkata: "Sebaiknya saya yang di depan. Kalian hanya perlu mengatakan lurus atau belok ke kanan dan ke kiri". Keduanya pun setuju.
Kisah di atas diabadikan Allah dalam Al Qur'an pada surat Al Qashash: 22-26. Adapun pemuda tadi adalah Nabi Musa AS. dan kedua gadis tersebut adalah dua orang putri Nabi Syu'aib AS (menurut sebagian ahli tafsir). Salah seorang diantara perempuan itu akhirnya meminta bapaknya untuk mempekerjakan Nabi Musa guna meringankan tugas mereka.
Dua sifat yang membuat sang bapak menyetujuinya yaitu kuat dan dapat dipercaya. Sang bapak bertanya: "Dari mana engkau tahu ia kuat dan dapat dipercaya ?". Sang putri pun menjelaskan kuatnya sang pemuda ketika mengangkat batu besar dan membantu meminumkan ternak. Selain itu sepanjang perjalanan kesantunan sang pemuda terlihat jelas. Ini menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya.
-o0o-
Di Madinah, suatu ketika ada seorang muslimah pergi ke toko perhiasan. Di tempat itu banyak orang yahudi berniaga dan bekerja sebagai tukang emas. Ia membawa perhiasan hendak dijual ke salah satu toko.
Ketika ia sedang duduk di depan toko sambil tawar-menawar, sekelompok yahudi datang mendekatinya. Lalu dimintanya sang muslimah untuk membuka kain penutup wajahnya. Permintaan itu jelas ditolaknya.
Seorang yahudi lainnya yang berada di belakang muslimah itu menyematkan ujung bajunya dengan sebuah duri pada bagian punggung bajunya. Ketika wanita itu bangun hendak berdiri tampak auratnya. Mereka (orang-orang Yahudi itu) tertawa terbahak-bahak, sedangkan sang muslimah berteriak minta pertolongan.
Sekonyong-konyong datanglah seorang pemuda muslim memenuhi panggilan tersebut lalu menyerang dan membunuh pengrajin emas tersebut. Pemuda itu kemudian dikeroyok dan dihabisi oleh orang-orang yahudi. Akibat peristiwa tersebut terjadi perkelahian antara pihak keluarga pemuda dan Yahudi Qainuqa'.
Menanggapi kejadian ini Rasul SAW meminta kaum Yahudi untuk tidak mengganggu kaum Muslimin. Namun peringatan ini dibalas dengan cemoohan: "Hai Muhammad, janganlah engkau menepuk dada atas kemenannganmu melawan kaum yang tak becus berperang (yakni orang-orang Quraisy)! Kalau engkau berani cobalah lawan kami. Kami bukanlah kaum seperti mereka!".
Rasulullah SAW bersabar dan tetap menahan diri. Namun sikap ini justru dianggap sebagai tanda ketakutan. Perbuatan Yahudi itu jelas tidak bisa ditolelir lagi.
Selama 15 hari mereka dikepung. Sampai akhirnya Rasulullah memutuskan untuk mengusir mereka dari Madinah. Kaum muslimin kemudian benar-benar aman dan tentram, terhindar dari gangguan benalu peradaban tersebut.
-o0o-
Di suatu fajar Khalifah Umar RA. berjalan-jalan di sudut-sudut kota. Tak sengaja ia mendengarkan sebuah perbincangan serius antara seorang gadis dengan ibunya. Sang ibu menyarankan kepada putrinya untuk mencampur susu dengan air tawar supaya mendapat keuntungan banyak.
Putrinya menjawab: "Amirul Mukminin melarangnya, wahai Ibuku!!!". "Bukankah Amirul Mukminin tidak mengetahuinya?", timpal sang ibu. Dengan tegas pula gadis itu berkata: "Tetapi Tuhannya Amirul Mukminin mengetahuinya!".
Umar tersenyum mendengar percakapan tersebut. Seusai shalat Shubuh ia segera meminta 'Ashim (putranya) untuk menanyakan kondisi keluarga gadis tersebut yang tampaknya memerlukan bantuan. Sekembalinya dari sana, 'Ashim diminta untuk kembali lagi. Kali ini bersama Umar.
Akhirnya putra Umar tersebut mempersunting gadis yang shalihah itu. Dari pernikahan berkah ini lahirlah seorang anak perempuan yang cantik, cerdas dan bertakwa, Ummu 'Ashim. Ketika menginjak usia remaja Abdul Aziz bin Marwan saudara Khalifah Abdul Malik meminangnya. Ketika beliau menjadi wali Mesir, lahirlah putra pertama beliau, Umar Khamis Khulafaurrasyidin (Khulafaurrasyidin yang kelima).
-o0o-
Ketiga sampel di atas menunjukkan betapa berharganya seorang perempuan. Yaitu ketika sang perempuan menghargai dan menghormati dirinya sendiri. Ketika sang muslimah menyadari ke'wanitaan'nya. Ketika sang perempuan mematuhi pesan-pesan wahyu.
Tetapi, ketiga kisah di atas justru semakin membuat penulis bersedih dan berduka. Terlebih ketika harian Akhbar beberapa waktu lalu memberitakan -dengan porsi yang cukup besar- seorang mahasiswi fakultas hukum American University of Cairo dinobatkan sebagai Miss Egypt tahun 2001.
Lebih parah lagi ketika penulis mengantar seorang teman berbelanja di sebuah swalayan. Seorang ibu berjilbab rapi berjalan dengan suaminya yang berjenggot cukup lebat. Tahukah anda siapakah yang berada diantara mereka berdua, bercanda dengan manjanya? Seorang gadis belasan tahun mengenakan pakaian yang tak layak untuk dideskripsikan di sini. Sebuah pemandangan yang sangat kontras.
Kedua contoh terakhir di atas adalah bagian dari realita negeri Mesir, bumi para Nabi yang sampai saat ini ribuan anak manusia masih berbondong-bondong ke tempat ini untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Rasanya penulis hampir berputus asa melihat realita kaum muslimin saat ini. Benarlah ucapan seorang Jerman, ketika menyatakan keislamannya ia mengatakan: "Beruntunglah saya. Saya mengenal Islam sebelum saya mengenal kaum muslimin".
Kecemasan penulis agak terobati ketika menyadari bahwa masih banyak dari para perempuan yang memahami fitrahnya sebagai perempuan. Hanya saja mereka enggan dan malu menampakkan diri. Mereka tampil di saat-saat tertentu saja. Karena hobbi mereka bukanlah mejeng di mall-mall atau ber'haha-hihi' di taman universitas atau ditempat rekreasi. Dari rahim-rahim suci merekalah kelak akan lahir generasi yang akan sanggup mengenyahkan zionis dari Palestina.
Kondisi Mesir saat ini diperburuk dengan undang-undang Mesir yang baru bahwa anak dari hasil pernikahan antara perempuan Mesir dan laki-laki asing tak dapat memperoleh kebangsaan Mesir. Padahal di pihak lain tidak sedikit orang-orang Mesir yang melarikan diri dari negerinya setelah ia menjadi 'orang'. Seperti Zuweil ilmuwan Mesir yang pernah meraih nobel fisika. Ia lebih memilih Amerika daripada negeri kelahirannya. Juga beberapa orang yang 'kepincut' perempuan-perempuan Israel.
Dari sini penulis -sebagai seorang muslim- mengajak untuk memperhatikan pendidikan kaum muslimat. Tanggung jawab pendidikan seorang anak perempuan pertama kali berada di pundak ibu bapaknya. Sebagai adik perempuan, saudara laki-laki atau kakaknya mesti membantu menguatkan kepercayaan sang muslimah terhadap norma Islam sebagai alternatif gaya hidupnya. Sang suami pun ketika telah mengucapkan qabul, wajib memperhatikan pendidikan keluarganya. Mengapa ? Karena seorang wanita shalihah akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anak suaminya.
Sekarang ini ternyata masih banyak perempuan muda yang menggandrungi De Caprio, Pierce Brosnan, Tom Cruise, Julia Robert dan Cindy Crawford. Berapa banyak diantara mereka yang mengenal cerita dua putri Nabi Syu'aib AS., kisah Maryam ibunda Nabi Isa AS. serta kejeniusan Aisyah muda, ibu kaum mukminin sedunia ?.
Bila suatu kaum meremehkan wanita niscaya Allah akan remehkan mereka dengan kehancuran. Jika suatu kaum berlebihan memuja perempuan niscaya Allah akan jatuhkan mereka dengan kebinasaan. Islam datang dengan sebuah norma moderat, merefleksikan ajaran proporsional, mengemban misi umat ini sebagai ummatan wasathan (umat yang moderat). (lihat QS. Al Baqarah: 143). (jos)

~* Semoga Bermanfaat yaah ^-^) *~
Salam : Fakhri Akhzam
Date   : 11 / 11 / 2011
Time   : 11 : 11 Wita

Kamis, 10 November 2011

~* Belajar Mengendalikan Emosi *~

*~ Bismillahirrahmanirrahhim *~

Semua orang pasti pernah merasa marah dan sulit mengendalikan kemarahan. Amarah datang dari bagian otak kita yang dapat berlangsung lama atau hanya beberapa detik saja Datangnya amarah sulit diprediksi, mengaduk perasaan menjadi rasa marah. Perasaaan marah yang tidak bisa terhubung dengan lingkungan sekitar bisa dikatakan mood yang tidak bagus (bad mood). Aksi marah seseorang pada level emosi tertinggi seringkali membuat tertekan, menakutkan, menyakiti bahkan membuat efek traumatis. Karena itu, sudah seharusnya kita belajar mengendalikan kemarahan.

Marah dalam kadar sedang memang wajar karena akan bisa melepaskan emosi yang terpendam, membuat perasaan menjadi lebih lepas. Akan tetapi berhati-hatilah ketika kadar emosi selalu berada di level tertinggi. Kemarahan seperti ini memiliki banyak efek negatif terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Mengapa demikian? 

Karena dari tanda yang muncul saat marah memuncak sudah menimbulkan pertanda negatif bagi kesehatan. Secara fisik, saat seseorang marah tekanan darahnya akan meningkat, hormone penyebab stress naik, nafas menjadi tidak teratur, detak jantung tidak stabil, kontraksi pupil mata tidak teratur, cara berbicara dan bergerak lebih cepat, lebih sering dan lebih sensitif, membentak, menghardik, sehingga semua itu mengakibatkan pergerakan sel dan hormon dalam tubuh menjadi tidak sesuai. 

Selain itu, ciri secara emosional seperti agresif, gelisah, mudah menilai orang secara negatif, membenci, mendengki, kerap memaki dan mengutuk orang, selalu tak nyaman perasaannya, bisa membuat tubuh cepat lelah lesu hingga mengalami depresi. Ciri-ciri seperti ini menunjukkan bahwa kesehatan tubuh tidak hanya dipengaruhi oleh factor makanan, tetapi juga oleh kemampuan mengendalikan emosi, terutama saat marah.
Lalu, bagaimana kita belajar mengendalikan kemarahan? Ada beberapa cara yang bisa kita jadikan pembiasaan dalam mengendalikan amarah.

1. Berlatih untuk melihat situasi dengan cara yang berbeda setiap kali merasa akan datang masalah karena kemarahan bisa muncul lewat kejadian-kejadian di sekitar kita yang kadang-kadang sepele. Mencoba melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan mengubah cara berpikir kita tentang masalah yang terjadi akan dapat mengubah perasaan kita secara dramatis, sehingga bisa lebih tenang menghadapinya dan tidak meluapkan emosi secara meledak-ledak.

2. Berusaha bersikap rileks, santai dan tenang agar kita bisa tetap berpikir jernih, tidak terperangkap dalam amarah kita sendiri, dan bisa memecahkan permasalahan dengan baik. Sebelum melak
ukan sesuatu, usahakan untuk bisa cooling down, jangan terburu-buru ingin menyelesaikan masalah, supaya masalah tidak membesar. Tariklah nafas dalam-dalam dan berusaha untuk berkonsentrasi hingga perasaan tenang.

3. Membasuh muka (berwudlu), berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Air wudlu yang dibasuhkan ke wajah dan anggota badan dengan bacaan yang baik bisa membuat hati dan kepala menjadi lebih dingin. Dzikir dan lantunan ayat suci bisa lebih menentramkan pergolakan perasaan. Dengan melakukan wudlu, dzikir dan qiroatul qur’an, secara tidak langsung kita sudah mengalihkan perhatian dari penyebab kemarahan, sehingga perasaan bisa lebih tenang.

4. Beristighfar dan bersabar menghadapi situasi yang sangat menyebalkan. Amarah siap memancing di manapun kita berada dan tidak baik untuk kesehatan kita. Terlepas dari sulit atau tidak sulit dilakukan, bersabar adalah kunci untuk mengendalikan segala keinginan negative dalam diri dan kehidupan kita yang akan membuat hidup kita bisa lebih sehat dan lebih awet muda. Menurut artikel yang dirilis harian Harvard Mental Health, perasaan optimis lebih baik dari pada amarah. Orang dengan tingkat amarah tinggi memiliki potensi 3 kali lebih banyak terkena serangan jantung meskipun tekanan darahnya normal.
Jadi, gak baik sering marah-marah yah  :-)

~* Semoga bermanfaat yah :-) *~

dari sahabatmu Fahkri Akhzam
10 November 2011

Time 16 ; 45 wita