Seorang pemuda tengah berbincang – bincang dengan ibunya yang mulai memasuki usia lanjut. Ditengah obrolan mereka, tiba – tiba si ibu menitipkan beberapa nasihat untuk anak kesayanganya itu.
”Anakku, kalau kamu jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang adil. Dahulukan kepentingan orang – orang yang dipimpin olehmu, jangan sebaliknya”. Ucapnya.
Pemuda itu mengangguk pelan seraya berkata, ”baik Bunda”.
”Kalau kamu jadi pedagang, jadilah pedagang yang jujur. Jangan berbuat curang, selalu perhatikan karyawan dan orang – orang disekitarmu. Janganlah terjebak dalam persaingan, karena sebenarnya dalam berdagang itu tidak ada istilah bersaing”. Tutur ibunya lagi.
Pemuda itu kembali menganggukkan kepalanga sambil berucap, ”iya Bunda”
”Kalau kamu jadi ilmuwan, jadilah ilmuwan yang arif. Carilah ilmu yang bermanfaat, dan jangan lupa untuk mengamalkannya. Jangan pendam apa – apa yang kau ketahui hanya untuk dirimu sendiri”. Si ibu meneruskan pesannya lagi.
Pemuda tersebut masih menjawab pesan ibunya dengan anggukan sopan.
”Kalau kamu berkeluarga, jadilah kepala keluarga yang bertanggungjawab. Curahkan perhatian dan kasih sayangmu untuk istri dan anak – anakmu. Seperti dahulu ayah dan ibu mencurahkan perhatian untukmu. Jangan pernah meninggalkan mereka untuk alasan apapun, dan bila kau bepergian selalu kembalilah pada mereka. Lembutkanlah sikapmu pada mereka”. Tuturnya panjang lebar.
Kali ini anggukan kepala si pemuda tadi disertai dengan pertanyaan, ”Mengapa Ibunda menasihatiku dengan pesan – pesan seperti itu?”.
Sambil tersenyum penuh cinta, si ibu menjawab pertanyaan anaknya,
”Ketahuilah anakku, siang dan malam aku selalu mendo’akanmu.
Do’aku kepada Tuhan adalah:
Tuhanku yang maha pemurah
Jadikanlah anakku pemimpin yang adil
Bila ia mencari rezeki dari perdagangan, jadikanlah ia pedagang yang jujur
Luaskanlah ilmu dan pengetahuannya
Dan karuniakanlah kepadanya keluarga yang sakinah
Bimbinglah ia dalam jalan-MU”
”Aku yakin Tuhan maha mendengar, dan maha mengabulkan setiap permintaan hamba-NYA. Karena itulah aku menitipkan pesan – pesan tadi kepadamu anakku”. Demikian penjelasan si ibu pada anaknya.
Mendengarkan penjelasan dari sang ibu, pemuda gagah tadi langsung menitikkan air mata di pipinya. Ia segera memeluk erat ibunya seraya berucap terima kasih atas do’a – do’a nya selama ini.
”IBu... terima kasih atas do’a dan kasih sayangmu.
Ketahuilah sahabat, bahwa ibumu selalu mengharapkan yang terbaik untukmu. Dalam hening ia selalu berdo’a agar kau dilindungi oleh-NYA, serta dikaruniai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Cobalah kau bertanya padanya ”apakah yang Ibu inginkan dariku?”, kau pasti mengetahui jawabannya bukan. Ya!, ia pasti menginginkan yang terbaik untukmu.
Jika hari ini kau merasa penat, sesak, takut, atau khawatir. Berkunjunglah pada ibumu, atau setidaknya hubungi dia melalui telepon. Mintalah dia mendo’akanmu, niscaya ketenangan akan kau dapatkan saat itu juga.
Sahabat, tidak perlu kau bertanya apakah hari ini ibuku sudah mendo’akan aku atau belum. Karena dia pasti akan melakukannya.
Tanyakanlah pada dirimu, sudahkah kau do’akan ibumu dengan do’a – do’a yang baik hari ini?. Jika belum, berdo’alah untuk kebaikannya.
”Anakku, kalau kamu jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang adil. Dahulukan kepentingan orang – orang yang dipimpin olehmu, jangan sebaliknya”. Ucapnya.
Pemuda itu mengangguk pelan seraya berkata, ”baik Bunda”.
”Kalau kamu jadi pedagang, jadilah pedagang yang jujur. Jangan berbuat curang, selalu perhatikan karyawan dan orang – orang disekitarmu. Janganlah terjebak dalam persaingan, karena sebenarnya dalam berdagang itu tidak ada istilah bersaing”. Tutur ibunya lagi.
Pemuda itu kembali menganggukkan kepalanga sambil berucap, ”iya Bunda”
”Kalau kamu jadi ilmuwan, jadilah ilmuwan yang arif. Carilah ilmu yang bermanfaat, dan jangan lupa untuk mengamalkannya. Jangan pendam apa – apa yang kau ketahui hanya untuk dirimu sendiri”. Si ibu meneruskan pesannya lagi.
Pemuda tersebut masih menjawab pesan ibunya dengan anggukan sopan.
”Kalau kamu berkeluarga, jadilah kepala keluarga yang bertanggungjawab. Curahkan perhatian dan kasih sayangmu untuk istri dan anak – anakmu. Seperti dahulu ayah dan ibu mencurahkan perhatian untukmu. Jangan pernah meninggalkan mereka untuk alasan apapun, dan bila kau bepergian selalu kembalilah pada mereka. Lembutkanlah sikapmu pada mereka”. Tuturnya panjang lebar.
Kali ini anggukan kepala si pemuda tadi disertai dengan pertanyaan, ”Mengapa Ibunda menasihatiku dengan pesan – pesan seperti itu?”.
Sambil tersenyum penuh cinta, si ibu menjawab pertanyaan anaknya,
”Ketahuilah anakku, siang dan malam aku selalu mendo’akanmu.
Do’aku kepada Tuhan adalah:
Tuhanku yang maha pemurah
Jadikanlah anakku pemimpin yang adil
Bila ia mencari rezeki dari perdagangan, jadikanlah ia pedagang yang jujur
Luaskanlah ilmu dan pengetahuannya
Dan karuniakanlah kepadanya keluarga yang sakinah
Bimbinglah ia dalam jalan-MU”
”Aku yakin Tuhan maha mendengar, dan maha mengabulkan setiap permintaan hamba-NYA. Karena itulah aku menitipkan pesan – pesan tadi kepadamu anakku”. Demikian penjelasan si ibu pada anaknya.
Mendengarkan penjelasan dari sang ibu, pemuda gagah tadi langsung menitikkan air mata di pipinya. Ia segera memeluk erat ibunya seraya berucap terima kasih atas do’a – do’a nya selama ini.
”IBu... terima kasih atas do’a dan kasih sayangmu.
Ketahuilah sahabat, bahwa ibumu selalu mengharapkan yang terbaik untukmu. Dalam hening ia selalu berdo’a agar kau dilindungi oleh-NYA, serta dikaruniai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Cobalah kau bertanya padanya ”apakah yang Ibu inginkan dariku?”, kau pasti mengetahui jawabannya bukan. Ya!, ia pasti menginginkan yang terbaik untukmu.
Jika hari ini kau merasa penat, sesak, takut, atau khawatir. Berkunjunglah pada ibumu, atau setidaknya hubungi dia melalui telepon. Mintalah dia mendo’akanmu, niscaya ketenangan akan kau dapatkan saat itu juga.
Sahabat, tidak perlu kau bertanya apakah hari ini ibuku sudah mendo’akan aku atau belum. Karena dia pasti akan melakukannya.
Tanyakanlah pada dirimu, sudahkah kau do’akan ibumu dengan do’a – do’a yang baik hari ini?. Jika belum, berdo’alah untuk kebaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar