Rabu, 18 Mei 2011

~* Seindah Cinta Wanita Perindu Surga *~

~* Bismillahirahiranirahhim *~

Malam baru mulai memasuki sepertiga bagiannya yang terakhir, seorang lelaki termenung di dalam khalwatnya kepada Allah Ta’ala, sebagian hati dan pikirannya berkecamuk, ucapan tahmid tak henti-hentinya terlafadzkan oleh lisannya, tak terasa ada butiran air yang hangat menetes dari matanya, sungguh ini air mata bahagia.

Dipalingkannya wajahnya kesamping dan menatap wajah istrinya yang sedang terlelap tidur, sungguh wajah yang damai dan paras terindah yang pernah ia temui di dalam hidupnya, diperhatikannya dengan seksama dan pandangan kagum terhadap istrinya, ada suatu hal yang seakan menyesakkan dadanya, suatu ungkapan haru yang teramat dalam, dan berusaha ia untuk semampu mungkin menahan linangan air mata bahagia itu, namun lelaki itu tak mampu dan ia memutuskan untuk mengambil air wudhu demi menghadap ke hadapan Rabb-nya.

Di penghujung malam dalam dzikirnya terngiang kembali ucapan tulus dari istrinya yang tak pernah ia duga sebelumnya, “Abi,.... kalau abi ingin menikah lagi ana ridho demi mendapatkan ridho Allah Ta’ala!. Subhanallah, tidak pernah terlintas sama sekali dalam hati lelaki itu untuk ingin menikah lagi, juga tak pernah ia meminta istrinya untuk mau dimadu, selama ini pernikahannya yang telah berjalan delapan tahun dipenuhi keindahan dan barokah dari Allah Ta’ala.

Bagaimana tidak, ia telah menikahi wanita yang sholihah, cantik, terpelihara nasabnya dan telah memberikannya keturunan yang sholihah serta menghiasi pandangan matanya setiap hari di rumahnya. Tak pernah ia merasakan ada yang kurang dalam rumah tangganya walaupun mereka tidak memiliki harta yang melimpah, namun keluarganya adalah salah satu harta terbesar yang ia miliki, cintanya selalu bersemi setiap ia memandang istrinya, karena itulah dia tak ingin membagi keindahan itu, karena ia tidak yakin akan mampu berbuat adil. Di dalam hatinya tidak ada satu wanita pun di dunia ini yang akan mampu menandingi cintanya kepada istrinya...

Hingga datangnya saat itu... kemarin hatinya begitu tersentuh dan terharu demi mendengar ucapan tulus istrinya, “Selama ini engkau telah memberikan kasing sayang yang banyak kepada kami, setiap apa yang aku inginkan, maka engkau berusaha untuk memenuhinya dengan segala kemampuan yang engkau miliki. Betapa aku telah merasakan keindahan yang besar dengan menjadi istrimu, lalu kenapa aku harus berbuat egois untuk menguasai semuanya itu?”

“Allah Ta’ala Maha Pengasih, maka aku ridho karena Allah Ta’ala jika engkau ingin menikah lagi sesuai dengan apa yang telah Allah Ta’ala tetapkan dalam firman-Nya.”

Selama ini pernikahannya memang merupakan keindahan yang berkelanjutan, sehingga ia merasa bahwa rumahnya adalah surganya, ia hanya terdiam demi mendengar perkataan istrinya, lidahnya tercekat dan hatinya bergejolak, ia sangat terharu mengetahui sebuah keikhlasan yang jujur dan tulus tanpa ada paksaan siapapun, didasari kecintaan kepada Allah Ta’ala, keinginan untuk mendapatkan yang terbaik dalam rumah tangganya, dan juga didasari kesadaran yang penuh akan kodratnya sebagai wanita yang sholihah.

Terlintas kembali ucapan istrinya, “Walaupun kelak aku hanya menjadi satu-satunya istri dalam hidupmu, namun jika aku tidak menerima hukum Allah Ta’ala bahwa engkau memiliki hak untuk menikahi wanita selain aku, maka aku telah mengingkari Al-Qur’an dan durhaka kepada Allah Ta’ala, wahai suamiku, seorang laki-laki diciptakan memiliki kelebihan dibanding wanita, maka aku merelakan apa yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk kami kaum wanita, semoga Allah Ta’ala ridho kepadaku.”

“Maka keputusannya ada di tanganmu, bukannya aku tidak mencintaimu, sungguh engkau adalah lelaki terbaik yang pernah aku temui, engkau selalu memenuhi kebutuhanku semampumu, jika engkau marah, hal itu semata karena kesalahanku, tidaklah engkau pernah berbuat dholim kepada kami sitri dan anakmu, jika engkau telah berbuat adil kepada kami, maka kenapa aku harus menahan apa yang menjadi hak yang telah diberikan Allah Ta’ala kepadamu? Jika aku menahannya maka aku telah menolak keputusan Allah dan tidak adil kepadamu!”

“Wahai suamiku, wanita mana yang tidak memiliki kecemburuan dalam hatinya, wanita mana yang tidak cemburu kepada lelaki sebaik engkau, namun aku ridho kepada apa yang Allah Ta’ala ridho kepadanya, aku akan mengatur kecemburuanku agar berbuah menjadi kebaikan di hadapan Allah Ta’ala dan kemudian menjadi kebaikan di matamu, wahai suamiku, aku tidak memaksamu untuk menikah lagi, namun ketahuilah bahwa aku telah ridho jika engkau ingin menikah lagi.”

Lelaki itu kembali tercenung... tetesan air mata telah mulai mengering, hatinya berbunga-bunga demi mengetahui istrinya telah memahami semua nasihat yang ia berikan selama ini, buah dari ketekunan dalam menuntut ilmu dan meluangkan waktu untuk mendatangi ta’lim di mana diajarkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sama sekali tak pernah ia menyinggung hal itu sebelumnya, namun ucapan istrinya telah menyadarkan hatinya, bahwa ia harus semakin rajin untuk belajar ilmu agama sebaik-baiknya, melaksanakan perintah Allah Ta’ala dan meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia ingin selalu didampingi oleh istrinya hingga ke akhirnya, hingga ke jannah kelak insya Allah.

Terucap pula oleh lisan istrinya ,”Wahai suamiku, sungguh aku sangat merindukan jannah Allah Ta’ala, dan aku ingin meraihnya bersamamu, aku pun ingin selalu bisa mendampingimu selama yang aku mampu, hingga ke jannah kelak insya Allah, aku selalu ingin berada dalam lembutnya labuhan kasih sayangmu. Wahai suamiku, engkau adalah pemimpinku, maka bimbinglah diri ini untuk selalu berada di atas jalan yang benar yang diridhoi Allah Ta’ala dan sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terpelesetnya dirimu adalah bencana bagiku, maka aku selalu berdo’a kepada Allah Ta’ala agar memberikan kita jalan yang lurus!”

Lisan lelaki itu tercekat, ia berusaha untuk menahan keharuan air matanya dan agar selalu tampak tegar di hadapan istri tercintanya itu, sungguh Allah Ta’ala telah memberikan karunia yang demikian besar dengan menjadikan ia suami dari seorang wanita yang bertaqwa, kembali ia memandang wajah anak-anaknya, hatinya berguman, “Wahai anakku! Sungguh kalian beruntung tumbuh dalam asuhan seorang ibu yang sholihah!”

Malam itu menjelang waktu subuh! Lelaki itu bangkit untuk menunaikan kewajiban sholat subuh, di dalam hatinya ada tekad untuk menjadi suami dan kepala rumah tangga yang terbaik bagi istri dan anak-anaknya, semoga Allah Ta’ala memberikan kemampuan kepadanya, sungguh mengarungi kehidupan dunia yang penuh cobaan ini tidaklah mudah, sebelum berangkat menuju masjid dibelainya kepala istrinya, dalam hati ia berkata,”Wahai istriku, engkau telah memiliki memahami agama ini semakin baik, aku tidak akan mau kalah darimu, aku akan semakin rajin untuk menuntut ilmu agama lebih baik lagi. Engkau telah ridho memberikan aku kesempatan untuk menikah lagi, namun ketahuilah, bahwa aku merasa belum mampu untuk menduakan cintamu, entah kelak! Namun kini satu hal yang aku tahu pasti, bahwa aku telah begitu beruntung memilikimu sebagai istriku. Maafkan aku istriku, aku belum mampu mewujudkan keinginanmu!”

Adzan subuh telah memanggil, saatnya bagi kaum muslimin yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir untuk menunaikan sholat subuh dengan berjamaah, wahai para suami, sibakkanlah selimut tebalmu dan bangunlah dari buaian mimpi menuju perintah Rabb-mu, wahai para istri, sertai dan jagalah suami kalian agar senantiasa selalu berada dalam keta’atan kepada Allah Ta’ala. Aku berdo’a agar Allah Ta’ala mempertemukan aku, istriku, anak-anakku beserta keluargaku bersama kalian para kaum muslimin kelak di jannah-Nya, Amiin.

~* Surat dari Istri Tuk Suaminya Yang Dicintai *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~


Kuuntai kalimatku dengan goresan pena ini, untukmu, suamiku yang kucintai, semoga engkau lebih berbahagia.

Membaca suratmu, wahai suamiku, menjadikan aku ingat masa lalu. Aku merasakan makna kalimat-kalimatmu sebagaimana aku rasakan tatkala engkau sampaikan kalimat-kalimat itu saat kita baru memulai hidup bersama dahulu. Kini, setelah semua berlalu, dan setelah aku hampir terlupa akan kalimat-kalimat itu, engkau goreskan kalimat itu untuk kedua kalinya. Kusampaikan jazakallohu khoiran, Suamiku, atas kebaikanmu, dan atas perhatianmu kepadaku, istrimu.

Suamiku yang kucinta…

Mungkin engkau telah begitu sering sering mendengar kata-kata permintaanku. Namun, aku berharap engkau takkan jemu menanggapinya. Saat ini pun, aku katakan padamu, wahai suamiku, bantulah aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu. Bantulah aku menjadi salah satu dari keempat kebahagiaan hidupmu. Bila engkau meminta agar aku membantumu untuk memperbaiki akhlak dan pergaulanmu kepadaku, maka lebih dari itu, aku begitu berharap engkaulah orang yang akan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia bersamamu.

Suamiku, jika engkau bersungguh-sungguh mengatakan kepadaku apa yang engkau goreskan itu, maka lebih dari itu, aku pun berharap engkau lebih bersungguh-sungguh membimbing, mengayomi, dan menyertakanku dalam seluruh kebaikanmu. Aku ingat nasehat emas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meski itu lebih tepat disebut peringatan. Peringatan bagiku sebagai seorang istri, yang tentunya perlu engkau tahu, meski aku kira engkau pun telah mengetahuinya. Aku ingat saat beliau shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan seorang wanita sebagai istri sepertiku dengan sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam,

فَا نْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَاءِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَ نَارُكِ

“Maka perhatikanlah, wahai si istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu. Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad 4/341 dan 6/419, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 1509 dan ash-Shohihah 6/220.]

Begitu jelasnya makna nasihat beliau itu, dan begitu tegasnya pernyataan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan goresan pena kita ini, semoga engkau tahu, wahai suamiku, bahwa aku begitu sangat berharap surga dan tidak ingin terjebak ke neraka sementara aku punya engkau, suamiku. Aku tahu engkau berarti surga, juga berarti neraka bagiku. Namun, aku berharap engkau mau mengerti bahwa aku tidak menginginkan neraka. Engkau pun pasti juga begitu. Maka, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, tentunya engkau tahu bahwa jalan menuju surga tidaklah mudah. Namun aku berharap jalan itu akan dipermudah bagiku. Aku berharap jalan surgaku akan dengan mudah kutelusuri bersamaan dengan tetap adanya aku di sisimu. Apakah engkau paham maksudku, suamiku? Aku hanya ingin mengatakan satu pintaku: buatlah aku mampu melakukan apa pun yang membuatmu ridho kepadaku, sebab dengan begitu Allah pun akan meridhoiku.

Sebaliknya, belokkanlah langkahku bila aku melakukan sesuatu yang membuat Allah memurkaiku sehingga engkau pun murka kepadaku. Karena kau tahu aku begitu lemah untuk bisa menunaikan seluruh hak-hakmu. Bahkan tiada mungkin aku menunaikan seluruhnya sebab begitu agung dan tak terhingga hak-hakmu. Bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menegaskan:

حَقُّ الزَّوْجِ عَلَى زَوْ جَتِهِ أَنَّ لَوْ كَانَتْ بِهِ قُرْ حَةٌفَلَحِسَتْهَا مَا أَدَّتْ حَقَْهُ

“Hak seorang suami yang harus ditunaikan oleh istri itu (nilainya begitu besar), sehingga seandainya suami terluka bernanah di badannya, lalu istrinya menjilatinya pun belum dinilai ia telah menunaikan haknya.” [HR. Hakim dalam al-Mustadrok 2717 dan beliau mengatakan hadits ini sanadnya shohih, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 3148]

Rasanya, sangatlah berat bagiku untuk meraih surga itu. Mengingat betapa untuk menunaikan hak-hakmu saja begitu berat bebannya kurasa.Maka, aku hanya ingin engkau menunaikan sebagian saja dari hak-hakku agar aku bisa menunaikan hak-hakmu dengan seimbang. Semoga engkau mengerti ini, dan semoga engkau sudi menerimanya, istrimu yang lemah ini. Karena aku tahu, seperti engkau juga telah tahu, bahwa Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepadamu selain sebagian hak-hakku semata. Bukan seluruh hak-hakku harus engkau tunaikan sehingga betapa akan semakin berat kiranya aku menunaikan hak-hakmu.

Suamiku, sejujurnya aku katakan bahwa kebahagiaan rumahku adalah tanggung jawabku. Menyambutmu dengan senyuman adalah rutinitas keseharianku. Ketenanganmu begitu membahagiakanku. Aku sangat suka kesuksesanmu meski hanya dengan sedikit bantuanku. Saat kutahu apa maumu, begitu ringan hidupku. Semuanya kulakukan karena aku merasa seandainya aku tidak melakukannya, hak-hakmu yang mana lagi kiranya yang kuasa kutunaikan. Maka pintaku, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, aku tahu, sebagaimana engkau pun tahu, shalat adalah sebuah kunci surga bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik dan diterima oleh-Nya Ta’ala.

Aku pun tahu, sebagaimana engkau juga tahu, puasa Romadhan adalah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik, dan semoga ibadah kita diterima oleh-Nya.

Aku tahu sebagaimana engkau juga tahu, bahwa ragaku ini, diriku ini, hanya halal buatmu seorang. Maka pintaku, berilah aku sesuatu yang halal yang bisa kunikmati sebagai nafkah lahir dan batinku. Bantulah aku berlaku pintar menunaikan hakmu, sebagaimana aku akan berusaha menjadikanmu pandai berbaik-baik kepadaku. Dengan begitu, aku berharap agar kita berkesempatan bersama menggapai ridho-Nya.

Aku juga tahu, sebagaimana engkau juga telah tahu bahwa menaati perintah dan ajakanmu melakukan apa pun yang Allah ridhoi adalah salah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka pintaku, bila aku tidak kuasa melakukannya, janganlah engkau murkai kekuranganku tapi perintahlah aku dengan sesuatu yang lain yang aku kuasai melakukannya. Dan bila aku telah kuasa melakukan apa yang engkau perintahkan, dan aku telah memenuhi ajakanmu, janganlah lupakan Dzat Yang Maha Kuasa di atas sana.

Bersyukurlah kepada-Nya sebelum kau ucapkan kata terima kasihmu padaku. Dengan begitu, aku berharap ridho-Nya dan juga ridhomu. Karena aku berharap surga-Nya. Semoga engkau memahami ini, suamiku.

Seandainya ada tinta emas dalam pena kita ini, tentu aku akan tuliskan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai syi’ar yang lebih berarti bagiku, dan semoga akan selalu kita baca dan kita tunaikan bersama. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَ صَا مَتْ شَهْرَهَا وَ حَفِظَتْ فَرْ جَهَا وَأَطَا عَتْ زَوْ جَهَا قِيلَ لَهَا ادْ خُلِي الْجَنَْةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِءْتِ

“Jika seorang istri telah baik shalat lima waktunya, telah baik puasa (ramadhannya), telah baik dalam menjaga farjinya, telah baik ketaatannya kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau suka”.” [HR. Ahmad 1573, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 660]

Suamiku, jujur aku katakan, bukan aku belum pernah mendapati bantuanmu. Bukan. Bukan aku belum pernah mendapati engkau penuhi pintaku. Bukan. Namun aku bersyukur kepada Allah Ta’ala, selanjutnya kepadamu, atas semua yang telah engkau berikan sebagai kemudahan bagiku menuju ridho-Nya dan ridhomu. Aku hanya berharap menjadi istrimu yang akan menyenangkanmu di dunia juga di akhiratmu. Bantulah aku, semoga Allah memberkahi kehidupan rumah tangga kita.

Dari yang mencintaimu, istrimu.

Sabtu, 14 Mei 2011

~* Mencari Cinta Sejati *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~

1. Pendahuluan
Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll. Bahkan Jalaludin Rumi menggambarkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana. Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.
Kita tahu bagaimana kecintaan Khadijah ra kepada Rasulullah saw yang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan perasaan bahagia demi perjuangan sang kekasih yang menjadikannya mulia. Sebaliknya ada pemudi yang mengorbankan kehormatannya demi untuk menyenangkan sang kekasih yang dia lakukan atas nama cinta. Atau ada remaja yang menghabiskan nyawanya dengan baygon hanya karena cinta. Cinta yang demikian yang membawanya kepada kehinaan.
Lalu, apa sebenarnya makna daripada cinta? Benarkah cinta hanyalah sepenggal kata namun mengandung sejuta makna? Atau pendapat para filosof bahwa makna cinta tergantung siapa yang memandang? Rupanya tepat seperti uangkapan Ibnu Qayyim Al Jauziah tentang cinta, bahwasanya, “Tidak ada batasan tentang cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri.”
Ada pun kata cinta itu sendiri secara bahasa adalah kecenderungan atau keberpihakan. Bertolak dari sini cinta dapat didefinisikan sebagai sebuah gejolak jiwa dimana hati mempunyai kecenderungan yang kuat terhadap apa yang disenanginya sehingga membuat untuk tetap mengangankannya, menyebut namanya, rela berkorban atasnya dan menerima dengan segenap hati apa adanya dari yang dicintainya serasa kurang sekalipun, dan ia tumpahkan dengan kata-kata dan perbuatan.

2. Pandangan Islam terhadap Cinta
Cinta dalam pandangan Islam adalah suatu hal yang sakral. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullan menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan.
“Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).
Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu (misalnya lembaga pernikahan) dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk bercinta.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang,…”(Ar-Ruum: 21)
Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih sayang akan Allah tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah (setelah menikah). Jadi tak perlu menunggu “jatuh cinta dulu” baru berani menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si syetan durjana (na’udzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerusakan pergaulan di masyarakat.
Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta, siapa yang harus didahulukan/ diutamakan dan siapa/apa yang harus diakhirkan. Tidak boleh kita menyetarakan semuanya.
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…” (Al-Baqarah: 165)

Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), yaitu:
Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul ‘alamiin.”
“Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)
Jadi ungkapan-ungkapan seperti: “Kau selalu di hatiku, bersemi di dalam qalbu” atau “Kusebutkan namamu di setiap detak jantungku,” “Cintaku hanya untukmu,” dll selayaknya ditujukan kepada Allah. Karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu… Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta dan kenikmatan sama si ‘do’i’ kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat, “Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah (S. 2: 165).
Peringkat ke-2; ‘isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah saw. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya.

“Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali Imran: 31)
Peringkat ke-3; syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, antar orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
Peringkat ke-4; shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.
Peringkat ke-5; ‘ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, berdakwah, dll.
Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan).

3. Hubungan Cinta dan Keimanan
Dalam Islam cinta dan keimanan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan laksana dua sayap burung. Al Ustadz Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa “dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan.” Bagaimana tidak, jikalau iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lezat tanpa iman.

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw:
“Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah swt.” (riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).

Tidak heran ketika ‘Uqbah bin Al Harits telah bercerai dnegan istri yang sangat dicintainya Ummu Yahya, atas persetujuan Rasulullah saw hanya karena pengakuan seorang wanita tua bahwa ia telah menyusukan pasangan suami istri itu di saat mereka masih bayi. Allah mengharamkan pernikahan saudara sesusuan. Demikian pula kecintaan Abdullah bin Abu Bakar kepada istrinya, yang terkenal kecantikannya, keluhuran budinya dan keagungan akhlaknya. Ketika ayahnya mengamati bahwa kecintaannya tersebut telah melalaikan Abdullah dalam berjihad di jalan Allah dan memerintahkan untuk menceraikan istrinya tsb. Pemuda Abdullah memandang perintah tsb dengan kaca mata iman, sehingga dia rela menceraikan belahan jiwanya tsb demi mempererat kembali cintanya kepada Allah.

Subhanallah, pasangan tsb telah bersatu karena Allah, saling mencinta karena Allah, bahkan telah bercinta karena Allah, namun mereka juga rela berpisah karena Allah. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Bagaimana halnya dengan pasangan yang terlanjur jatuh cinta, atau yang ‘berpacaran’ atau sudah bercinta sebelum menikah? Hanya ada dua jalan; bersegeralah menikah atau berpisah karena Allah, niscaya akan terasa lezat dan manisnya iman. Dan janganlah mencintai ‘si dia’ lebih dari pada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dari Anas ra, dari nabi saw, beliau bersabda:
“Ada tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, rasulullah saw bersabda:
“Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai….” (HR Muslim)

4. Cinta Kepada Allah, Itulah yang Hakiki
Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih jauh ke tangah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang dan siapa saja ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk ‘taqwa’ berlayarkan ‘iman’ yang dapat melawan gelombang syaithan dan hempasan nafsu, insya Allah kita akan sampai kepada tujuan yaitu: cinta kepada Allah, itulah yang hakiki, yang kekal selamanya. Adapun cinta kepada makhluk-Nya, pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda.
Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya. Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 hal yang menyebabkan orang mencintai Allah swt:
Membaca Al-Qur’an dan memahaminya dengan baik.
Mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunat sesudah shalat wajib.
Selalu menyebut dan berzikir dalam segala kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.
Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan dengan kehendak hawa nafsu.
Menanamkan dalam hati asma’ dan sifat-sifatnya dan memahami makna.
Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita.
Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah.
Menyendiri bermunajat dan membaca kitab sucinya di waktu malam saat orang lelap tidur.
Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang soleh, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.

5. Penutup
Saling mencintailah karena Allah agar bisa mendapatkan kecintaan Allah. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:
“Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling berkorban karena-Ku, dan Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang menyambung hubungan karena-Ku.”
Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling mencintailah karena keagungan-Nya, niscaya akan mendapatkan naungan Allah, yang pada hari itu tidak ada naungan selain naungan-Nya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
“Pada hari kiamat Allah berfirman: ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, Aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (HR. Muslim).
Bahkan Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat karena Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda:
“Di sekeliling ‘Arsy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.”

“Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mu dan Cinta kepada mereka yang mencintai-Mu, dan apa saja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu, dan jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga.”
Akhirul qalam, tanyailah diri kita masing-masing:

sudahkah aku menemukan cinta yang hakiki, cinta yang sejati dalam hidup ini?
Sejauh mana aku mengenal-Nya, asma’ (nama)-Nya, sifat-sifat-Nya, kehendak-Nya, larangan-Nya?
Seringkah aku mengingat-Nya, menyebut nama-Nya melalui zikir-zikir yang panjang?
Seringkah aku mendekatkan diri kepada-Nya dengan sholat serta ibadah-ibadah lainnya?
Seringkah aku merintih, mengadu dan mengharap kepada-Nya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati?

Sudahkah aku mengikuti kehendak-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya?
Apakah aku mencintai seseorang karena-Nya atau karena doringan nafsuku sendiri?
Sejauh mana aku berusaha untuk mengekang hawa nafsuku sendiri?

Wallahu alam bishshawab.

~* Cinta Dalam Pernikahan *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~

love-is-in-the-air-7957Cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuah KEPUTUSAN,
dan bukan cuma PERASAAN.
Jika ia sebuah cinta….. ia tidak mendengar… namun senantiasa bergetar….
Jika ia sebuah cinta…..ia tidak buta.. namun senantiasa melihat dan
merasa..
Jika ia sebuah cinta…..ia tidak menyiksa..namun senantiasa menguji..
Jika ia sebuah cinta….. ia tidak memaksa..namun senantiasa berusaha..
Jika ia sebuah cinta…..ia tidak cantik..namun senantiasa menarik…
Jika ia sebuah cinta…..ia tidak datang dengan kata-kata..namun
senantiasa menghampiri dengan hati..
Jika ia sebuah cinta…..ia tidak terucap dengan kata.. namun senantiasa
hadir dengan sinar mata..
Jika ia sebuah cinta……ia tidak hanya berjanji..namun senantiasa
mencoba memenangi..
Jika ia sebuah cinta…..ia mungkin tidak suci.. namun senantiasa tulus..
Jika ia sebuah cinta…….ia tidak hadir karena permintaan…namun hadir
karena ketentuan…
Jika ia sebuah cinta…..ia tidak hadir dengan kekayaan dan
kebendaan…namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan..
Cintailah pasangan anda, seperti anda ingin dicintai olehnya. Setialah
pada pasangan anda, seperti anda ingin mendapatkan kesetiaannya. _,_.___

~* Surat Yang Manis *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~

Kepada YTH
rose-letterCalon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon
anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat
Assalamu’alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya
mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau
dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama …… menginginkan anda …… untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan
untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Saya memang
masih kontrak rumah.

Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak
selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak
saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa,
yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan
anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan
mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya
juga biasa saja.

Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita
nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan
jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami
dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak
tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali,
dan saya semakin mantap memilih anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya
menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya
tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin
menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya
kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho
dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu’alaikum Wr Wb

~* Ikhwan Akhwat Berbalas SMS *~

~* Bismilahirahmanirahhim *~

sms-thumbthumbnail1Islam membolehkan adanya adanya interaksi antara pria dan wanita untuk melaksanakan berbagai taklif hukum dan segala aktivitas yang harus mereka lakukan. Meskipun demikian, Islam sangat berhati-hati menjaga masalah ini. Oleh karena itulah, Islam melarang segala sesuatu yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang bersifat seksual yang tidak disyariatkan. Islam melarang siapa pun, baik wanita maupun prianya, keluar dari sistem Islam yang khas dalam mengatur hubungan lawan jenis. Larangan dalam persoalan ini demikian tegas. Atas dasar itu, Islam menetapkan sifat ‘iffah (menjaga kehormatan) sebagai suatu kewajiban. Islam pun menetapkan setiap metode, cara,  maupun sarana yang dapat menjaga kemuliaan dan akhlak terpuji sebagai sesuatu yang juga wajib dilaksanakan; sebagaimana kaidah ushul menyatakan:
مَا لاَ يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
Suatu kewajiban yang tidak akan sempurna kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu pun hukumnya adalah wajib.
Apakah termasuk khalwat?
Laki-laki diharamkan berkhalwat dengan perempuan. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi :
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِإِمْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ
Tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berkhalwat, kecuali jika  wanita itu disertai mahram-nya.
Rasulullah saw. telah bersabda:
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai dengan mahram-nya, karena sesungguhnya yang ketiganya adalah setan.
Khalwat maknanya adalah berkumpulnya seorang pria dan seorang wanita di suatu tempat yang tidak memberikan kemungkinan orang lain untuk bergabung dengan keduanya, kecuali dengan izin keduanya. Dengan demikian, khalwat adalah berkumpulnya dua orang dengan menyendiri sehingga tidak ada orang lain bersama keduanya (Taqiyuddin an Nabhani dalam Nidzamul Ijtimai fil Islam)
Ada kesamaan sifat antara khalwat dengan sms-chatting, yaitu : hanya berdua, serta tidak ada orang lain yang menyertai. Akan tetapi, ada perbedaan yang prinsip, yaitu sms-chatting tidak berada dalam satu tempat. Oleh karena itu komunikasi via sms, program chatting, email, dan telepon tidak bisa dimasukkan dalam kategori khalwat. Otomatis, kita tidak bisa mengharamkan sms-chatting dengan dalil haramnya berkhalwat.
Lantas, apakah sms, chatting, email, dan telepon antara laki-laki dan perempuan diperbolehkan? Hal itu tergantung isi dari komunikasi itu. Jika isinya adalah dalam perkara yang diperbolehkan syara’, maka boleh. Akan tetapi, jika isinya adalah perkara yang haram, misalnya janjian kencan, apel malam minggu, dan yang sejenisnya (yang aktivitas tersebut tergolong haram) maka haram.
Hal ini sejalan dengan kaidah :
al-Washîlah ilâ al-harâm muharramah
Sarana yang dapat mengantarkan pada sesuatu yang haram adalah haram.
Jika sms itu pasti mengarah kepada sesuatu yang haram, maka sms itu pun haram. Kata pasti kami beri garis bawah untuk menegaskan bahwa hal itu memang diduga kuat atau pasti akan menuju kepada keharaman. Keharaman itu pun bersumber dari nash, bukan akal.
Pengungkapan perasaan cinta dan sayang antara laki-laki dan perempuan yang tujuannya untuk bersenang-senang haruslah dalam kerangka pernikahan. Khitbah apalagi baru proses akan khitbah belumlah sampai pada pernikahan. Oleh karena itu, pernyataan cinta dan sayang belum saatnya dilakukan, walaupun hanya via sms. Akan tetapi, jika dalam urusan persiapan khitbah ataupun persiapan nikah anda mengirim sms kepada perempuan yang akan dikhitbah, itu boleh. Tetapi sebatas urusan itu saja, jangan sampai melebar kemana-mana seperti mengumbar sms cinta dan sayang.

~* Ketika Khitbah Ditolak *~

 ~* Bismillahirahmanirahhim *~

Pernah tidak ta’ruf atau khitbah anda di tolak ? atau anda mendapatkan pesan yang maksudnya hampir sama dengan tulisan di bawah ini :“Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. ini terlalu cepat bagi saya”
 
Kalau anda mendapatkan pesan seperti di atas, itu masih mendingan. berarti ada kemugkinan anda di tolak karena, akhwat itu belum siap. Berarti kemungkinan masih ada kesempatan yang kedua kalinya. Tapi bagaimana kalau isi pesannya seperti ini :
“Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. Saya doakan semoga akhi menemukan pasangan lain yang lebih baik dari saya.”

Atau yang lebih parahnya seperti ini :
“Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. Saya rasa saya akhi tidak baik bagi saya, nga level githu lho..!!!

Ta’ruf atau khitbah anda di tolak. Anda mungkin pernah merasakan hal tersebut. Yaitu mana kala perasaan anda ke seseorang itu bertepuk sebelah tangan. Serasa bumi ini mau runtuh, langit mau terbelah.
Tapi jangan khwatir, mana kala anda mengalami perasaan di atas, santai saja. Bumi ini tak seperti jeruji penjara yang anda kira. Asal teman teman sekalian ketahui, bahwasanya dunia ini luas. Masih banyak kok, akhwat di luar sana yang menunggu kedatangan anda. Serius. Yang anda butuhkan itu hanyalah usaha anda, kesiapan anda, tawakkal, doa, dan keyakinan anda bahwasanya anda akan mendapat pendamping hidup yang baik menurut Allah untuk Anda.
Angap saja di tolak itu biasa. Jangan terlalu di pikirkanlah. Jangan sampai gara gara ini, anda mau bunuh diri dengan gantung diri. Atau anda sudah tidak percaya lagi sama wanita dan menganggap “wanita racun dunia”.
Mana kala anda termasuk yang mengalami hal di atas, santai saja kawan.
Di sini ada beberapa resep obat yang mungkin bisa membantu.

Ta’ruf atau khitbah anda di tolak, jangan kuatir. Kami memberi resep yang Insya Allah mujarab bagi anda, biar hidup anda tidak di landa malapetaka yang dahsyat.
Bersiap untuk diterima atau ditolak
love-wallpaper24
Hanya ada 2 kemungkinan ketika kita mengkhitbah akhwat, yaitu diterima/ditolak. Jadi kita harus siap dengan 2 kemungkinan tersebut. Selama ini banyak diantara kita yang belum siap untuk merasa kecewa. makanya kesiapan itu penting
“Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim)

Ditolak bukan aib
Manakala ditolak tidak usah malu, bukan cuma kita yang pernah ditolak, banyak ikhwan yang ‘senasib’ dan ‘sependeritaan’. Bukankah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar?

Hargai keputusannya
Marah-marah karena lamaran tertolak? Mendoakan keburukan pada akwat yang menolak kita? Itu bukan sikap seorang muslim yang baik.

Cinta membutuhkan waktu
Maukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawaban ukhti dalam waktu 1 X 24 jam!” Masya Allah, cinta bukanlah martabak telor yang bisa di tunggu waktu matangnya. Jangan terlalu percaya diri yang berlebihan
Percaya diri itu harus, tapi overselfconfidence adalah kesalahan. Jangan terlalu percaya diri bahwa lamaran antum diterima. Perjodohan adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh.

Beri cinta kesempatan (lagi)
“…….dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” ( QS. Yusuf[12]:87 )
Bersedih hati karena gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah bro. Dunia ini luas, demikian pula dengan orang-orang yang mencintai kita. Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insyaAllah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya

“Jika melamar kepada kalian seseorang yang kalian ridho agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang nyata” (HR. Turmudzi)

~* Survey Biaya Pernikahan dan Setelah Menikah Tahun 2009 **~

Seorang temenku pernah bertanya, “He, kalau aku nikah tapi dengan gaji yang cuma sekian bisa gak ya?” Hmmm…..

Maka dari pertanyaan itu aku membuat survey asal, dan berikut adalah daftar pengeluaran standar bulanan setelah merit. Sekedar berbagi aja, buat temen-temen yang mungkin juga mengalami ‘Matery after merit phobia syndhrome’.

Daftar anggaran bulanan (asumsi: disusun berdasarkan skala proritas, disusun dengan sangat relatif,
dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah Jakarta tahun anggaran 2008)

1. Makan
Dengan asumsi sekali makan adalah 5000 Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua cuma berlaku pada saat pacaran ajah), kali 30 Hari adalah Rp900.000
Tips
Rajin-rajin ke kondangan atau sunatan, Dan bawa pulang nasi kotaknya pasti lebih ngirit. Selalu bawa minum dari rumah klo kemana2 jadi gak usah beli kalopun beli aqua gelas aja….wakakakkkkk

2. Kontrakan
Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya udah botak, tapi masih galak, dan punya anjing belum jinak, maka Dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan
Tips
Tinggallah di Pondok Mertua Indah Niscaya 2 Dana diatas gak akan pernah ada. Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk ‘makan ati’

3. Listrik Dan Air
Dengan asumsi daya listrik 900 watt Dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan
Tips
Jangan pakai AC, cukup AC (angin cendela). Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli, sudamanda atau gaple sama istri terasa lebih romantis.

4. Transportasi
Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit, maka untuk ongkos bensin Dan servis adalah 100.000
Tips
Gunakanlah bensin campur! (maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit). Atau ikutlah “Nebeng Fans Club”, dengan alasan mempererat silaturahmi dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih menyenangkan. (Cadangan tebengan masih available “Dbanget”, “DKumis”

5. Komunikasi
Dengan asumsi pake CDMA yang 1000/menit maka untuk sebulan, ongkos Komunikasi berdua adalah 100.000
Tips
Pakelah ‘FREN’ yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang, “Freeen…minjam HP nya dong freen…”)

6. Keperluan sehari-hari
Seperti sabun,odol,shampoo, dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, maka
alokasi dana untuk ini sebesar 50.000
Tips:
Mandi kalo perlu saja Kalo dulu 2 kali sehari, jadi 2 Hari sekali. Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata. Untuk sabun pakailah sabun colek 3M (Murah Meriah Muntah) tinggal tambahin air se ember bisa untuk apa aja (Mandi, cuci baju,cuci piring, cuci motor bahkan mandiin wedhus dbanget)

7. Kesehatan
Seperti minyak kayu putih, vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin baru wekekekek!), maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000
Tips
Jaga kesehatan jangan begadang…kalo tiada artinya…begadang bole saja…asalkan sambil ronda (halah!!)

8.Entertaiment
Nah ini kalau ada uang lebih aja, bisalaah sekali-sekali nomat, lihat live music, lari Pagi di monas, atau makan martabak sekali-sekali.
Jadi…
Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar:
Rp. 1.800.000/bulan
(syeeett dah…masih gede juga ya)

Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen-temen ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang Ada. Kalopun masih ‘besar pasak daripada tiang’ Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang…ataauu… Ga usak pakai Pasak, tapi dipaku aja!
Tapi Ada 1 hal yang Ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda Memutuskan untuk menikah
(serius mode on*)
Yaitu, berkah menikah Selalu, Tuhan akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha Dan berdoa Selalu bersukur Dan percaya bahwa Tuhanlah raja dari segala raja akunting! So, stop accounting, just do it! :) )

~* 7 Kelebihan Syetan Dibandingkan Manusia (patut kita tiru???) *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~

Godaan setan.... rrrgghhh....
Godaan setan…. rrrgghhh….
1. Pantang menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh.

2. Selalu Berusaha
Setan akan mencari cara apapun untuk menggoda manusia dan agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas.

3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaanya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih ngaggur.

4. Solider
Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan peduli terhadap sesama, kebanyakan malah saling bunuh dan menyakiti.

5. Jenius
Setan itu paling pintar mencari cara agar manusia tergoda. Sedangkan manusia banyak yang tidak kreatif, bahkan banyak yang jadi peniru dan plagiat.

6. Tanpa Pamrih
Setan itu bekerja 24 Jam tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sedangkan manusia, apapun harus dibayar.

7. Suka berteman
Setan adalah mahluk yang selalu ingin berteman, berteman agar banyak temannya di neraka kelak. Sedangkan manusia banyak yang lebih memilih mementingkan diri-sendiri dan egois.

~* Allahuallam Bishowab *~

Kamis, 12 Mei 2011

~* Rumah Tangga Islami *~

Setiap keluarga muslim tentunya menginginkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Sebab dari keluarga yang sakinah, maka akan lahir anak-anak yang berjiwa islami. Pendidikan pun dapat dengan mudah diterapkan pada sebuah keluarga yang islami.
Keluarga yang sakinah akan dapat terwujud dari sebuah rumah tangga yang islami. Dari sebuah rumah tangga yang islami, kualitas anggota keluarga di dalamnya dapat terjaga, sehingga rumah tangga tersebut akan jauh dari hal-hal yang dimurkai Allah SWT. Namun seperti apa sih rumah tangga yan islami itu? Lantas apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan sebuah rumah tangga yang islami?
Pada dasarnya, rumah tangga yang islami adalah rumah tangga yang di dalamnya terdapat nilai-nilai syariat islam, yang dijalankan oleh anggota keluarga tersebut. Untuk mewujudkan sebuah rumah tangga islami, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Hal-hal yang harus kita perhatikan dalam sebuah rumah tangga islami adalah:

1. Rumah islami adalah rumah orang-orang yang selalu menyucikan diri dan senantiasa mengingat Allah. Rumah yang di dalamnya ditegakkan penghambaan kepada Allah, tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Setiap penghuni rumah mengutamakan amal sholeh dan selalu mengingat Allah kapan dan dimana saja ia berada.

2. Rumah yang didirikan untuk menegakkan kedaulatan Allah di muka bumi serta menjadi tempat untuk mewujudkan syariat islam dalam setiap aspek kehidupan para penghuninya.

3. Penghuni rumah menyadari bahwa rumah tersebut hanyalah tempat sementara, selama ia menabung amal sholeh sebagai bekal untuk di akhirat kelak. Para penghuni rumah tersebut lebih menginginkan dan selalu merindukan rumah yang kekal (surga) di sisi Allah.

4. Rumah yang selalu bersih dari najis dan hadast, baik besar maupun kecil. Hal ini karena penghuni rumah tersebut benar-benar menyadari bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, dan kebersihan merupakan salah satu syarat sah ibadah kepada Allah SWT.

5. Rumah yang dipenuhi dengan kalam Allah, karena para penghuninya rajin untuk membaca dan mempelajari ayat-ayat suci Al Qur’an.

6. Rumah yang di dalamnya penuh dengan akhlak islami, yang diperlihatkan oleh semua anggota keluarga. Anak-anak berbakti pada orang tua, orang tua mendidik anak-anaknya dengan penuh nuansa islami, sesame saudara saling menghormati, serta memuliakan para tamu yang datang untuk bersilaturahmi.

7. Rumah yang jauh dari hal-hal yang mampu membuat penghuninya “kembali” ke masa jahiliyah, yang melalikan penghuninya untuk beribadah kepada Allah SWT.

8. Rumah yang menjadi madrasah atau tempat pendidikan bagi seluruh penghuninya, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Di dalamnya terdapat berbagai prasarana untuk melakukan pembelajaran secara islami, baik itu berupa buku, majalah, maupun hal-hal lainnya.

9. Rumah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak yang sehat, baik jasmani maupun rohaninya.

10. Rumah yang dihuni oleh keluarga yang sholeh, selalu memakmurkan masjid dan aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan di tengah masyarakatnya.

11. Rumah yang dihuni oleh istri dan ibu yang sholehah, yang menjadi tumpuan dan sumber kasih saying keluarga.

12. Rumah yang menjadikan tetangganya aman dan senang bersilaturahmi dengan para penghuni rumah tersebut.

13. Rumah yang selalu memuliakan tamu yang datang, baik itu tetagga dekat maupun jauh, sehingga terjalin tali silaturahmi yang cukup kuat antara penghuni rumah dengan orang lain.
14. Rumah yang penghuninya mampu menjadi teladan bagi masyarakat sekitar dalam menegakkan syariat islam dan hal-hal positif lainnya.

15. Rumah yang penuh berkah, yang tidak melalikan penghuninya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Jika kita lihat, alangkah sederhananya sebuah rumah tangga yang islami. Namun, mewujudkannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Setiap anggota keluarga harus terlibat aktif dalam usaha untuk mewujudkan sebuah rumah tangga yang islami. Dari rumah tangga islami seperti inilah, maka keluarga sakinah akan dapat terwujud dengan sendirinya.
Sekarang saatnya kita mulai menerapkan hal-hal tersebut dalam rumah tangga kita. Semoga rumah tangga kita menjadi sebuah rumah tangga yang islami, yang diberkahi dan dirahmati oleh Allah SWT. Amin……….

Rabu, 11 Mei 2011

~* Ketika mencintai Tak bisa Menikahi *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~

http://forsimauniba.files.wordpress.com/2011/03/28349_1271087185203_1470579568_30604068_6198625_n.jpg
Saudaraku..
KETIKA MENCINTAI …….. TAK BISA MENIKAHI

Saudaraku..

Ketika kita sudah menyempurnakan Ikhtiar..

Dengan Niat menjaga kesucian diri dari dosa

Menjaga kesucian pandangan..

Bahkan sampai dengan proses Ta’aruf yang Terjaga..



Ketika kita juga sudah berdoa setiap hari..

Sholat Istikharah sampai meneteskan airmata bercucuran..

Dan sepertinya Dialah yang terbaik buat kita..

Dialah yang akan menjadi pendamping hidup kita..



Namun..

Ternyata dirinya tidak bersedia menerima kita..

Ternyata dirinya menolak cinta kita..

Oh My God.:(

Dunia sepertinya mau Kiamat..

Hati teriris-iris..diri jadi melankolis..^^



Saudaraku..

Memang Alangkah bahagianya jika cinta yang hendak kita bingkai

dalam nuansa indah PERNIKAHAN, mendapatkan Sapaan lembut..

Sambutan hangat serta Sunggingan senyum dari dia yg kita dambakan.

Namun betapa nestapanya ketika CINTA TULUS yang kita ungkapkan..

ternyata harus BERTEPUK SEBELAH TANGAN..

Cinta Memang Tak Harus Memiliki..

Mungkin kita sering mendengar ungkapan itu..

Mudah diucapkan..

Tapi kenyataannya..

Sulit dilaksanakan..



Saudaraku..

Janganlah bersedih

Yakinilah bahwasanya kegagalan cinta yang kita alami.

Tertolaknya cinta yang kita ajukan..

Sudah dirancang,dan ditulis sedemikian rupa oleh Allah..

Semuanya ada hikmahnya saudaraku..



Saudaraku..

Yakinlah bahwa Allah pasti akan memilihkan yang terbaik buat kita.

Jika kita ditolak saat ini..

Berarti Allah sudah menyiapkan buat kita yang lebih baik..

Dari yang Sekarang Menolak kita..



Saudaraku..

Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..

Allah ingin menguji kita ,seberapa besar kita terhadap komitmen pernikahan..

Allah ingin lebih mendewasakan kita dan memantapkan kepribadian kita dalam menghadapi kegagalan..



Saudaraku..

Kita mungkin kecewa,frustasi,trauma,sedih serta kehilangan semangat..

Tapi jangan sampai Rasa SEDIHMU itu..memakan hari-harimu..

Ketika engkau terlalu larut dalam kesedihan.

Maka dirimu akan menjadi lemah..

Ya..lemah dalam beribadah..malas dalam bekerja..

Menggiringmu untuk berburuk sangka terhadap Allah..

Dan Syetan akan menggunakan perangkapnya untuk menipumu..

Sehingga gaya hidup kamu bisa menjadi bebas..tak ada aturan



Saudaraku..

Dijamin hari-harimu TIDAK AKAN BAHAGIA..selama engkau LARUT DALAM KESEDIHAN..

Dunia tak selebar daun kelor..(kata orang dulu^^)

Apa kamu tak tahu bahwa dunia ini begitu luas..

Bertebaranlah dibumi Allah yang Luas..

Jodohmu bisa saja ada diseberang Pulau..

Dilain Kota..dilain Provinsi..

tapi bisa juga dekat Rumahmu..

Carilah dengan Jalan yang diridhoi oleh-Nya



Seperti kata Imam Hasan Al Banna

“Mimpimu hari ini adalah kenyataan esok hari,Kenyataan hari ini adalah mimpimu hari kemarin”

Raihlah mimpimu ..Yakinlah Saudaraku Harapan itu Masih Ada

Carilah Gantinya dengan menjaga Niat Saudaraku..

Carilah seseorang yang bisa melabuhkan cintanya kepada Allah

Agar bertambah kekuatan cintamu kepada Allah..

Agar bertambah imanmu ,ketika engkau bersamanya..

Bukan hanya sekedar Melampiaskan Kekecewaan atau Nafsu belaka..

Karena dengan Niat yang Lurus mencari Ridho Allah.

insya Allah akan membawa keberkahan..



Saudaraku..

Sambil kita mencari..

Jangan lupa memperbaiki diri..

Perbaiki kekurangan kita dalam segala hal..

Siapkan dari sisi ruhiyah kita,sisi ekonomi kita,kematangan kita,keilmuan kita

Kalau kita ingin mendapat pasangan yang berkualitas bagus..

Tentunya kita harus berkualitas bagus juga.

“Wanita yang baik-baik..untuk Lelaki yang baik-baik..”

begitulah Allah berfirman dalam Surat An-Nuur:26



Saudaraku..

Cobalah hadapi dengan tersenyum..^^

Ya..Karena senyuman menghilangkan tegangnya pikiran..

Senyuman itu menggerakkan 17 otot wajah..

Sementara cemberut atau marah membutuhkan tarikan 32 otot wajah(kata seorang dokter)

Tersenyumlah Saudaraku..

Karena senyuman membuat peredaran darah menjadi lebih baik

Karena senyuman membuat hati menjadi lebih ceria..

Karena senyuman warisan Rasulullah.

Karena senyuman adalah sedekah..



Saudaraku..

Jika kita sudah menyikapi kegagalan dengan bijaksana.

Buatlah suatu prestasi indah yang dikenang sejarah

Buatlah dirimu bermanfaat juga buat orang lain..

Buktikanlah..

Bahwa kegagalanmu..malah membuatmu menjadi cambuk..

Cambuk yang akan melejitkan potensi dalam diri..

Membangunkan kita dari tidur lelap.

Membukakan mata hati kita..

Agar lebih arif dan bijak memandang kehidupan.





TETAPLAH SEMANGAT..YAKINLAH SAUDARAKU..HARAPAN ITU MASIH ADA^^ )I(



Ibnu AlJauzy:”Jika anda tidak mampu menangkap hikmah,bukan karena hikmah itu tidak ada,namun semua itu diakibatkan kelemahan daya ingat anda sendiri,Anda kemudian harus tahu bahwa para Rajapun memiliki rahasia yang tidak diketahui setiap orang,Bagaimana mungkin anda dengan segala kelemahan ada akan mengungkap seluruh hikmahnya?”



“Ya Allah,Berilah kami kekuatan dalam menjalani lika-liku kehidupan ini.Limpahkan belas kasih sayang-Mu kepada kami,sehingga kami bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang selalu membawa kebaikan buat kami..”Amiinnn..



Smoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian.

Mohon maaf bila ada kata tak berkenan..

insipired don’t cry,Ketika Mencintai,tak bisa Menikahi..
.

~* Antara Cinta dan Kesabaran Karena Allah SWT *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~


“Aku cinta kamu. maukah kamu jadi pacarku?”, ungkap seoarang laki-laki terhadap wanita pujaan hatinya. Namun, apakah benar yang diucapkannya adalah Cinta?
Pertanyaan yang sebenarnya dapat dijawab dengan kenyataan, tentang akhir atau proses dari kisah perjalanan yang namanya “PACARAN”, yaitu Putus.

apakah seperti ini yang dinamakan CINTA?

Cinta yang hanya sesaat itu bukanlah Cinta, tetapi nafsu syahwat. Karena cinta menurut salah seorang narasumber, (maaf, saya lupa siapa namanya) bahwa cinta itu adalah kata kerja. Kerja yang berlangsung secara terus menerus.

Cinta itu adalah kesabaran.
sabar dalam menahan hawa nafsu terhadap lawan jenismu.
sabar dalam menjaga pandangan.
sabar dalam menjaga pikiran.
dan ketika waktunya tiba, maka kesabaran itulah cinta yang sesungguhnya.
dengan sabar dan cinta, dua orang yang telah halal, mampu berjuang dalam setiap perjalanan rumah tangganya.
Mampu tegar dan sabar dalam setiap ujian,
Mampu ikhlas dan lapang dada dalam setiap kehilangan,
Mampu berkorban untuk pasangan,
karena cinta dan kesabaran, bagaikan dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
ketika kita mencintai seseorang, maka kita harus bersabar terhadap kelebihan dan kekurangannya.
dan Cinta, yang dibingkai dengan sabar, itulah cinta yang hakiki,

Cinta dan sabar juga harus mempunyai bingkai,
yang menjaganya dan memberinya kekuatan,
yaitu mengharap Ridho Allah swt.

Karena cinta dan sabar, seorang suami mampu merawat istrinya yang lumpuh selama 25 tahun,
karena cinta dan sabar, seorang istri tetap memuliakan suaminya,
Karena cinta dan sabar, mampu mengubah masalah menjadi ibadah,
Karena cinta dan sabar, adalah titah dari Allah yang Maha Mencintai.

~* Alkisah Syaitan membantu pemuda ke Masjid *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~


Seorang pemuda bangun pagi2 buta utk sholat subuh di Masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan menuju masjid, pemuda tersebut jatuh dan pakaiannya kotor.

Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan, LAGI, berjalan menuju masjid .

Dlm perjalanan kembali ke masjid , dia jatuh lagi di tempat yg sama! Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Di rumah, dia, sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid .

Di tengah jalan menuju masjid , dia bertemu seorang lelaki yg memegang lampu.

Dia menanyakan  lelaki tersebut, dan menjawab "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda..'

Pemuda pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid .

Saat sampai di masjid , pemuda pertama bertanya kepada lelaki yang membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya, lelaki itu menolak, pemuda itu mengajak lagi hingga berkali2 dan, lagi, jawabannya sama.

Pemuda bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat.

lelaki itu menjawab

"Aku adalah IBLIS Laknatullah"


Pemuda itu terkejut dgn jawaban lelaki itu.

Setan kemudian menjelaskan, 'Saya melihat kamu berjalan ke masjid , dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid,
Allah memaafkan semua dosa2mu.

Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itupun tidak membuatmu merubah fikiran untuk tinggal di rumah, kamu tetap memutuskan kembali masjid .

Karana hal itu, Allah memaafkan dosa2 seluruh anggota keluargamu.

Saya KHWATIR jika saya membuat kamu jatuh utk kali ketiga, jangan2 Allah akan memaafkan dosa2 seluruh penduduk desamu, jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai dimasjid dgn selamat....'

~* Allahua'llam Bishowab *~

Moral:
Jangan biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya. Jangan melepaskan sebuah niat baik yg hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yg akan kamu dapat dari segala kesulitan yg kamu temui dalam usahamu utk melaksanakan niat baik tersebut .

Selasa, 10 Mei 2011

~* antara kau dan aku *~

kau tanya : oleh sebab apa kau mencintaiku?
aku bilang : karena ketaatanmu kepada Allah dan ketaqwaanmu kepada Allah dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : tapi wajahku tidak begitu tampan
aku bilang : aku menyukai ukiran kesederhanaan wajahmu yang bercahaya dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : tapi kulit tubuhku tidak begitu putih
aku bilang : kulit tubuhmu memancarkan cahaya karena seringnya kau berwudhu dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : aku bukan lelaki kaya raya
aku bilang : tapi kau bekerja untuk menjemput rejeki Allah dengan mengharap ridho Allah dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : aku belum bisa membelikanmu rumah yang besar dan lapang
aku bilang : kau punya hati dan jiwa yang lapang dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : kelak bila kau kepanasan di rumah aku belum bisa membelikanmu pendingin ruangan
aku bilang : wajahmu teduh, tatapan matamu sejuk dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : mungkin aku belum mampu membelikanmu televisi dan radio hingga rumah kita sepi
aku bilang : kau memiliki suara yang merdu ketika membaca Al Qur'an, aku tidak akan pernah bosan mendengar suaramu dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : aku tidak mempunyai kendaraan yang bagus untuk membawamu kemana-mana
aku bilang : kau lelaki yang penuh rasa syukur dengan semua yang kau miliki dan kau penuh percaya diri dan itu sudah lebih dari cukup

katamu : aku belum mampu membawamu ke tempat-tempat yang indah bila kau sedang jenuh di rumah
aku bilang : bagiku kehadiran dan keberadaanmu di sisiku lebih indah dan itu sudah lebih dari cukup

taukah kau, bila aku ditawarkan dunia dan seisinya untuk ditukar dengan dirimu, maka aku tidak akan pernah menukarnya. tidak akan pernah. karena dunia dan seisinya meski ditambah lagi dengan dunia dan seisinya yang baru tidak akan pernah bisa menyamai nilai dari ketaatanmu kepada Allah dan ketaqwaanmu kepada Allah.

kau diam

kemudian..

kau tanya : mau kah kau menikah denganku?
aku bilang : tentu

karena..
aku mencintaimu apa adanya

~* tundukkanlah pandanganmu ( Godhul Basyar ) *~

~* Bismillahirahmanirahhim *~

 untuk sahabat-sahabatku para muslimah...

tundukkanlah pandanganmu..
untuk menjaga kehormatanmu sebagai wanita yang dimuliakan Allah

tundukkanlah pandanganmu..
agar matamu yang indah tidak dicuri pandang oleh lelaki sembarang

tundukkanlah pandanganmu..
agar hijabmu semakin sempurna dengan sikap muliamu

tundukkanlah pandanganmu..
jagalah mata yang penuh dengan kecantikan dan pesona hanya untuk dilihat oleh suamimu tercinta

tundukkanlah pandanganmu..
agar para lelaki dengan mata yang liar segan untuk menggodamu

tundukkanlah pandanganmu..
agar semakin bercahaya wajah cantikmu dengan mata yang terjaga

tundukkanlah pandanganmu..
agar terjaga perasaan suamimu dari rasa cemburu karena matamu dan wajahmu yang indah hanya miliknya seorang

tundukkanlah pandanganmu..
dari fitnah dunia, dari silaunya harta agar terjaga hidayah Allah kepadamu

tundukkanlah pandanganmu..
dari hal-hal yang bisa merusak hati dan pikiranmu agar mulia iman dan akhlakmu

dan tundukkanlah pandanganmu..
hanya karena mengharap ridho Allah semata


"Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangannya" (An-Nur : 31)


"Siapa yang menundukkan pandangan, Allah akan menggantinya dengan manisnya iman dalam dada (Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, al-Jawab al-Kafi,179)"