Senin, 02 Mei 2011

~* Jika Aku mengkhitbahmu,akhi *~

Bismillahirrahmanirrahim..
Sepenggal SMS yang menyesakkan dadaku,kali ini tak mampu membendung perasaanku yang melemah sebagai seorang wanita.
SMS dari Mba Azmi ,kakakku,yang menjadi pengantar SMS dari Fajar,teman satu kampusku juga teman aktivis,tapi kami jarang bertemu. Walaupun aku tahu dia. SMS nya seperti ini.
” Adik Annisa,tadi pagi ada sms buat suamiku dari Fajar,mba tahu,adik mengenalnya karna teman aktivis juga. Suami mba juga pernah bertanya pada Fajar,dia mengenalmu. Tadi dia berpesan pada suamiku agar di carikan jodoh,karna suamiku lagi sibuk di luar kota sedangkan dia ingin secepatnya di carikan calon istri. Karna adik mengenalnya mungkin adik bisa mencarikan calon istri untuknya ”
Aahh..mba azmi,kenapa bukan aku saja yang mba ajukan padanya,meskipun aku jarang bertemu dengannya,dia menjadi sosok idaman untuk menjadi pengantarku pada JannahNya. Apa mungkin aku tidak termasuk kriteria yang di ajukan olehnya?? Apa aku harus mengajukan diriku sendiri ?? Apa aku harus mengkhitbahnya lebih dulu ?? Apa aku harus diam saja,biarkan semuanya berlalu meskipun hati ini mungkin berat menerima ?? Yaa Robb bantu aku..


Sudah tiga hari SMS itu aku biarkan begitu saja,pun untuk mencarikan calon istri untuknya pun aku tak sanggup. Aku masih perlu menata hati. Aku pun tak lepas dari isthikarah untuk meminta petunjukkNya. Namun hati ini masih bimbang. Aku putuskan untuk menghubungi sahabatku sekaligus aktivis senior di kampusku.
” Assalamualaikum adik Annisa ” terdengar salam di balik telpon.
” Waalaikumsalam mba mala,ada waktu gak buat ngobrol sebentar ,ada yang mau adik tanyakan ?? ” kataku
” Ada kok adik,ada apa nih,apa ada kesulitan dengan organisasi ?? ” katanya menyelidik.
” Bukan itu mba,ada masalah pribadi ”
” Oh..boleh boleh ”
Aku pun membenarkan letak telponku dan membuat dudukku senyaman mungkin.
” Kalo seorang wanita mengkhitbah duluan gimana mba ”
Terdengar suara tawa renyah dari sebrang.
” Mba kok malah ketawa si,aku kan serius tanya ” aku pun sedikit merajuk.
” Ada apa adikku sayang,siapa pemuda beruntung itu ” masih terdegar tawanya.
” Ah mba..aku serius ni ”

” Gini adikku.coba adik cari tahu atau tanya deh pada orang lain. Apa ada dalil yang melarang seorang wanita untuk melamar terlebih dahulu ?? ”
” Setahu ku si gak ada mba..eh..gak tahu deh..”
” Kalo memang ada yang melarang,adik ingat Ummul Mukmin,Siti Khadijah yang melamar Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam terlebih dahulu. Bila itu sebuah kehinaan tak akan mungkin pernikahan Siti Khadijah dan Rasulullah berlangsung. Bukankah Siti Khadijah seorang wanita yang mulia ?? ”
Aku terdiam mendengarnya.

” Atau adik telah lupa pada kisah Maimunah binti Harits yang mendatangi Rasulullah untuk menawarkan diri di nikahi oleh Rasulullah. Kalo seorang wanita itu terhina dengan menwarkan diri,apa menurut adik apa yang di lakukan Maimunah itu suatu penghinaan ?? Kenyataannya TIDAK,justru itu berimbas besar pada Kaum Muslim ketika itu. Apa lagi yang sebenranya adik ragukan ?? ”
” Perkataan mba memang ada benarnya,tapi jaman sekarang kan tabu mba,aku malu,apalagi ntar kalo di tolak,tambah malu deh ” Aku masih memburu pernyataan mba mala.
” Adik,apakah mengikuti Sunnah Rasulullah itu hal yang memalukan yaa?? Kecuali adik ngejar-ngejar ikhwan cuma buat di jadiin pacar,itu adik patut malu. Lah ini kan buat ngejar Sunnah Rasulullah,coba adik belajar dari Siti Khadijah dan Maimunah. ”

” Iya mba..makasih atas ilmunya,aku belajar banyak ”
Dengan beberapa obrolan lain setelah itu,aku mengakhiri telpon itu. Lantas aku pun meyakinkan diriku untuk mengajukan diri padanya. Kalo pun di tolak itu sudah resiko ku. Yang ikhwan pun kalo mengkhitbah pasti ada resikonya di tolak. Besok aku akan mencoba mendatangi mba Azmi di rumahnya.
Antara Kostanku sama rumahnya mba azmi tidak terlalu jauh. Hanya dengan naik angkut 10 menitan saja suda sampai.

Setelah sampai rumah mba Azmi, maka aku utarakan niat ku pada mba Azmi,kakak kandungku satu-satunya. Mba azmi awalnya terkejut dengan keinginanku,namun akhirnya ikut menukungku. Begitu pula suaminya yang notabene juga dekat dengan Fajar,dia yang akan mencoba menjadi perantara niat baikku.
Seminggu setelah itu,tak ada kabar dari mba Azmi. Maka aku berpikir pupuslah harapanku. Mungkin dia telah menolakku. Terdengar suara pintu kamar ku di ketuk. Ternyata mba Azmi.
Mba Azmi memberikanku sebuah amplop.
” Apa ini mba ? ” tanyaku menyelidik.
” Itu biodata ikhwan yang ingin mengkhitbahmu ”
” Lho mba,tapi aku kan kemarin ngajuin diri buat ngelamar Fajar mba ?? ”
” Buka dulu aja dik,apa mba tinggal saja sendiri ? ”
” Gak usah mba,di sini aja “.

Pupuslah sudah harapanku dengan Fajar,itu yang ada di benakku saat membuka amplop itu.
Yang terlihat baru akhir surat itu,” Kriteria yang ana inginkan : bidadari yang mampu menyertaiku membangun cinta sampai jannah Nya ”
Lalu meluncurlah sebuah foto dari dalam amplop tadi. Itu kan fotonya..Fajar.
Aku pun meneteskan air mata kebahagiaanku.

” Sebenernya baru dua hari yang lalu,suami mba baru ketemu Fajar,itu pun yang meminta Fajar sendiri. Kebetulan sekali waktu itu,jadi suami Mba mau sekalian ngajuin niat baik adik. Waktu suami Mba menyampaikan maksud adik sekalian menyertakan biodata adik, Fajar langsung bersujud syukur. Jadi usut punya usut,Fajar sebenarnya pengen ngelamar adik makanya yang dia mintain tolong itu suami Mba,dengan harapan setelah dia minta tolong di cariin calon istri kalo memang adik belum di khitbah,adik yang akan di ajukan suami mba. Namun ternyata setelah sekian lama menanti,tak ada kabar dari suami mba. Jadi dua hari yang lalu itu,fajar sebenarny mau langsung terang-terangan ngajuin diri buat adik,tapi udah keduluan sama suami mba yang nyerahin biodata adik ” Mba azmi menceritakan sambil tersenyum.
Aku pun bersujud syukur,lalu memeluk dan menangis dalam pundak mba Azmi. Tangisan haru kebahagiaan.
Aku kembali membuka surat itu dan tersenyum ketika melihat akhir surat itu.
Kriteria calon ana : bidadari yang mampu menyertaiku membangun cinta sampai Jannah Nya.
Insyaallah akhi..insyaallah..
===================================
Bila apa yang kau lakukan itu tidak melanggar syariat dan untuk memperjuangkan Sunnah Rasulullah. Kenapa harus takut atau pun malu pada makhluk Nya :)


Wallahu’alam bi Shawwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar