~* Bismillahirrahmanirrahim *~
Di balik kata persahabatan ada rasa cinta dan kasih sayang. Dibalik kata cinta dan kasih sayang ada rasa ingin memiliki. Dan rasa ingin memiliki mempunyai dua makna yang tersirat, rasa ingin memiliki seutuhnya dan rasa ingin memiliki sekedarnya.
Di balik kata persahabatan ada rasa cinta dan kasih sayang. Dibalik kata cinta dan kasih sayang ada rasa ingin memiliki. Dan rasa ingin memiliki mempunyai dua makna yang tersirat, rasa ingin memiliki seutuhnya dan rasa ingin memiliki sekedarnya.
Ketika rasa ingin memiliki seutuhnya yang berada di dalam cinta dan kasing sayang sebuah persahabatan di ganggu atau dipisahkan, maka hati akan menolak. Anda bisa lihat pria yang bersahabat dengan wanita, namun dibalik cinta dan kasih sayang persahabatan tersebut tertancap kokoh rasa ingin memiliki seutuhnya ketika ia dipisahkan dari kekasihnya ia akan membrontak habis, maka tak heran seorang yang ditinggal kekasih rela terjun dari atas gedung bertingkat, minum racun, bahkan ada pula yang setres / gila seketika itu.
Namun disisi lain rasa ingin memiliki sekedarnya yang ada di dalam cinta dan kasih sayang sebuah persahabatan tidak akan banyak menimbulkan dampak-dampak negatife saat cinta tersebut dipisah. Hatinya akan lebih merasa merdeka, tidak terikat dengan perasaan, tidak terkekang dengan cinta. Karena ia telah memahami perpisahan sebelum merasakan cinta. Anda mungkin akan melihat sosok sahabat Rasul yang begitu tabah saat beliau wafat, yaitu Abu Bakar As Sidiq. Namun tidak salah ketika Umar bin Khatab menolak pernyataan bahwa ” Nabi Muhammad telah wafat “, karena ini merupakan bukti kecintaan beliau kepada Rasul serta disamping itu beliau telah menerima adanya kenyataan tersebut setelah mendengarkan tutur kata yang keluar dari mulut Abu Bakar As Sidiq ” Barang siapa yang menyembah Muhammad maka sekarang Muhammad telah wafat, dan barang siapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tak akan pernah Mati “.
Maka dalam sebuah pepatah arab disebutkan :
أحبب حبيبك هونا ما عسي أن يكون بغيضك يوما ما
وابغض بغيضك هونا ما عسي أن يكون حبيبك يوما ما
” Cintailah orang yang kamu cintai sekedarnya saja, karena bisa jadi pada suatu hari akan menjadi orang yang paling kamu benci, dan bencilah orang yang kamu benci sekedarnya saja, bisa jadi pada suatu hari nanti ia kan menjadi orang yang paling kamu cintai”
Rasa ingin memiliki seutuhnya di satu sisi akan membawa manfaat dan disisi lain akan menimbulkan dampak yang tidak baik. Contoh rasa ingin memiliki seutuhnya terhadap diri Rasulullah yang ada di dalam diri Umar Bin Khatab membawa banyak manfaat bagi Rasul sendiri dan kaum muslimin, meskipun saat Rasul wafat rasa ingin memiliki seutuhnya itu mendorong hati Umar bin Khatab untuk menolak kenyataan tersebut, disamping itu pula cinta kepada Rasul adalah susunan cinta yang kedua setelah Allah Ta’ala. Maka sangatlah wajar jika sahabat Umar bin Khatab mencintai Rasulullah lebih dari cintanya kepada makhluq Allah yang lain.
Alangkah indahnya ketika mencintai saudaranya dapat memadukan antara rasa ingin memiliki seutuhnya dan dan rasa ingin memiliki sekedarnya. Menempatkan pada kelayakan yang semestinya, tidak mengutamakan sebagian dan tidak pula meninggalkannya. Akan tercipta keharmonisan didalam persahabatan, akan terlahir kasih sayang yang tak akan pudar dengan perpisahan, serta tak hambar dengan kebencian.
Maka jadilah anda orang yang paling mengerti arti sebuah pertemuan dan perpisahan, orang yang paling mengerti makna cinta dan kebencian, orang yang paling mengerti hakekat kasih sayang dan kedengkian. Tidak pernah merasa terikat dengan kata cinta, karena cinta utama kita hanya kepada Yang Esa.
Saya pikir persahabatan tetaplah persahabatan, tanpa ternodai adanya perasaan itu. Ternyata demikian. Mencintai bukan berarti memiliki...
BalasHapus