Kamis, 10 November 2011

~* Belajar Mengendalikan Emosi *~

*~ Bismillahirrahmanirrahhim *~

Semua orang pasti pernah merasa marah dan sulit mengendalikan kemarahan. Amarah datang dari bagian otak kita yang dapat berlangsung lama atau hanya beberapa detik saja Datangnya amarah sulit diprediksi, mengaduk perasaan menjadi rasa marah. Perasaaan marah yang tidak bisa terhubung dengan lingkungan sekitar bisa dikatakan mood yang tidak bagus (bad mood). Aksi marah seseorang pada level emosi tertinggi seringkali membuat tertekan, menakutkan, menyakiti bahkan membuat efek traumatis. Karena itu, sudah seharusnya kita belajar mengendalikan kemarahan.

Marah dalam kadar sedang memang wajar karena akan bisa melepaskan emosi yang terpendam, membuat perasaan menjadi lebih lepas. Akan tetapi berhati-hatilah ketika kadar emosi selalu berada di level tertinggi. Kemarahan seperti ini memiliki banyak efek negatif terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Mengapa demikian? 

Karena dari tanda yang muncul saat marah memuncak sudah menimbulkan pertanda negatif bagi kesehatan. Secara fisik, saat seseorang marah tekanan darahnya akan meningkat, hormone penyebab stress naik, nafas menjadi tidak teratur, detak jantung tidak stabil, kontraksi pupil mata tidak teratur, cara berbicara dan bergerak lebih cepat, lebih sering dan lebih sensitif, membentak, menghardik, sehingga semua itu mengakibatkan pergerakan sel dan hormon dalam tubuh menjadi tidak sesuai. 

Selain itu, ciri secara emosional seperti agresif, gelisah, mudah menilai orang secara negatif, membenci, mendengki, kerap memaki dan mengutuk orang, selalu tak nyaman perasaannya, bisa membuat tubuh cepat lelah lesu hingga mengalami depresi. Ciri-ciri seperti ini menunjukkan bahwa kesehatan tubuh tidak hanya dipengaruhi oleh factor makanan, tetapi juga oleh kemampuan mengendalikan emosi, terutama saat marah.
Lalu, bagaimana kita belajar mengendalikan kemarahan? Ada beberapa cara yang bisa kita jadikan pembiasaan dalam mengendalikan amarah.

1. Berlatih untuk melihat situasi dengan cara yang berbeda setiap kali merasa akan datang masalah karena kemarahan bisa muncul lewat kejadian-kejadian di sekitar kita yang kadang-kadang sepele. Mencoba melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan mengubah cara berpikir kita tentang masalah yang terjadi akan dapat mengubah perasaan kita secara dramatis, sehingga bisa lebih tenang menghadapinya dan tidak meluapkan emosi secara meledak-ledak.

2. Berusaha bersikap rileks, santai dan tenang agar kita bisa tetap berpikir jernih, tidak terperangkap dalam amarah kita sendiri, dan bisa memecahkan permasalahan dengan baik. Sebelum melak
ukan sesuatu, usahakan untuk bisa cooling down, jangan terburu-buru ingin menyelesaikan masalah, supaya masalah tidak membesar. Tariklah nafas dalam-dalam dan berusaha untuk berkonsentrasi hingga perasaan tenang.

3. Membasuh muka (berwudlu), berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Air wudlu yang dibasuhkan ke wajah dan anggota badan dengan bacaan yang baik bisa membuat hati dan kepala menjadi lebih dingin. Dzikir dan lantunan ayat suci bisa lebih menentramkan pergolakan perasaan. Dengan melakukan wudlu, dzikir dan qiroatul qur’an, secara tidak langsung kita sudah mengalihkan perhatian dari penyebab kemarahan, sehingga perasaan bisa lebih tenang.

4. Beristighfar dan bersabar menghadapi situasi yang sangat menyebalkan. Amarah siap memancing di manapun kita berada dan tidak baik untuk kesehatan kita. Terlepas dari sulit atau tidak sulit dilakukan, bersabar adalah kunci untuk mengendalikan segala keinginan negative dalam diri dan kehidupan kita yang akan membuat hidup kita bisa lebih sehat dan lebih awet muda. Menurut artikel yang dirilis harian Harvard Mental Health, perasaan optimis lebih baik dari pada amarah. Orang dengan tingkat amarah tinggi memiliki potensi 3 kali lebih banyak terkena serangan jantung meskipun tekanan darahnya normal.
Jadi, gak baik sering marah-marah yah  :-)

~* Semoga bermanfaat yah :-) *~

dari sahabatmu Fahkri Akhzam
10 November 2011

Time 16 ; 45 wita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar